Penguatan Dolar AS Masih Akan Membayangi Pergerakan Rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah Jisdor menguat 0,08% ke Rp 15.438 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (9/3). Sejalan, kurs rupiah spot juga menguat tipis 0,03% ke Rp 15.433 per dolar AS.

Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, ekspektasi terhadap bank sentral AS Federal Reserve yang akan kembali menaikkan suku bunganya secara agresif memberi tekanan terhadap rupiah. Ke depannya, Lukman melihat dolar AS masih akan terus menguat.

"Hal ini didukung oleh kebijakan suku bunga yang tinggi dari The Fed dan permintaan safe haven dari investor di tengah perlambatan ekonomi global yang akan mulai dirasakan pada kuartal ketiga 2023," ucap Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/3).


Baca Juga: Dana Asing di Pasar SBN Berkurang, Kebijakan Moneter AS Jadi Alasan Utama

Selain itu, sentimen negatif bagi rupiah juga berasal dari menurunnya harga komoditas dan proyeksi pertumbuhan ekonomi di China pada tahun ini yang ditetapkan di 5%, relatif lebih rendah dari harapan pasar. Kebijakan suku bunga Bank Indonesia yang telah atau hampir mencapai puncaknya juga menjadi perhatian investor.

Di sisi lain, rupiah masih berpotensi menguat apabila penetapan revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 2019 tentang devisa hasil ekspor segera diberlakukan. Hal ini diyakini akan dapat meningkatkan cadangan devisa secara signifikan.

Surplus neraca perdagangan yang kuat dan inflasi yang mulai mereda juga akan menjadi sentimen pendukung rupiah. Ke depannya, Bank Indonesia juga masih perlu melakukan pengetatan dan menjaga kestabilan harga serta mata uang.

Baca Juga: Menanti Data NFP AS, Begini Proyeksi Pergerakan Rupiah untuk Jumat (10/3)

Lukman memperkirakan, nilai tukar rupiah hingga akhir semester pertama 2023 akan bergerak dalam kisaran Rp 15.000 per dolar AS-Rp 15.750 per dolar AS. Sementara hingga akhir tahun, rupiah diperkirakan dapat menguat ke rentang Rp 14.500 per dolar AS-Rp 15.000 per dolar AS apabila revisi PP tentang devisa hasil ekspor segera disahkan.

Akan tetapi, sebenarnya, dengan memperhitungkan fundamental ekonomi Indonesia saja (mengabaikan faktor ekspektasi sikap agresif The Fed dan sebagainya), nilai wajar rupiah saat ini berada di Rp 14.000 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati