Penguatan Dolar Menyebabkan Harga Minyak Dunia Kembali Surut



SINGAPURA. Tak ada yang bisa menebak pergerakan harga minyak. Setelah sempat naik beberapa hari belakangan, kini, harga minyak dunia kembali merosot. Bahkan penurunannya merupakan yang terendah dalam minggu ini. Adanya kemerosotan harga minyak ini dibayang-bayangi oleh adanya pemangkasan produksi oleh OPEC pada pertemuan darurat di Vienna.

Harga minyak mentah untuk pengantaran bulan Desember mengalami penurunan sebesar 3,6% atau US$ 2,57 menjadi US$ 69,61 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 12.13 waktu Singapura, minyak diperdagangkan pada posisi US$ 69,68 sebarel.  

Harga minyak anjlok setelah dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan tertinggi dalam 20 bulan terakhir atas euro. Penguatan ini membuat para investor berbondong-bondong melakukan aksi jual minyak mentah dan komoditas berbasis dolar. Itu menandakan, banyak dari para investor menggunakan dolar sebagai lindung nilai inflasi.


Asal tahu saja, pada awal tahun ini, para investor memang mencari perlindungan atas melemahnya nilai dolar. Hal itu membantu mendongkrak harga minyak, emas, jagung dan bensin menyentuh rekor tertingginya.

Catatan saja, pada pukul 09.45 pagi waktu Singapura, dolar diperdagangkan pada posisi US$ 1,3014 per euro. Kemarin, dolar menguat 2,1% dan berada pada posisi US$ 1,3051, terkuat sejak Februari 2007.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie