Penguatan Dolar Picu Penurunan Harga Emas di Asia



SINGAPURA. Dalam enam hari terakhir, harga emas dunia kembali mengalami penurunan di Asia. Sekadar informasi, pada pukul 10.24 pagi waktu Singapura, harga emas untuk kontrak pengantaran cepat diperdagangkan pada posisi 0,7% lebih rendah dari harga penutupan kemarin sebesar US$ 725,6 per troy ounce.

Selain itu, harga emas untuk pengiriman Desember di Comex division New York Mercantile Exchange tergelincir 2,3% menjadi US$ 726 per troy ounce. Di Shanghai, harga emas untuk pengantaran Desember mengalami kenaikan 0,9% menjadi 157,98 yuan per gram atau US$ 717 per troy ounce.

Sementara di Tokyo Commodity Exchange pada pukul 10.40 waktu lokal, harga emas untuk pengantaran bulan Agustus meningkat 2,9% menjadi 2.171 yen per gram atau setara dengan US$ 724 per troy ounce.


Penurunan ini berkaitan erat dengan menguatnya nilai dolar Amerika Serikat (AS) sehingga mendorong investor untuk mengalihkan dananya ke emas sebagai aset alternatif untuk berinvestasi. “Dolar AS terus menekan harga emas. Sebenarnya, saat ini terlalu awal untuk membicarakan mengenai kenaikan harga emas. Apalagi saat ini emas diperdagangkan pada harga yang sangat volatile di kisaran US$ 680 dan US$ 740,”  jelas Wallace Ng, precious metals trader di Fortis Bank Asia pacific.

Asal tahu saja, beberapa hari terakhir, dolar AS memang kembali perkasa seiring dengan melambatnya perekonomian Eropa. Selain itu, anjloknya bursa global dan regional juga membuat investor menjadi panik dan mencari emas sebagai save haven. Kemarin, nilai dolar mengalami penguatan tertinggi atas euro dalam dua tahun terakhir.

Meski demikian, “Permintaan emas di beberapa negara Asia, seperti Vietnam, masih cukup baik. Ini dikarenakan banyak investor yang menilai bahwa menanamkan investasi di sistem perbankan masih kurang aman,” jelasnya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie