Penguatan dollar AS tak berlaku bagi poundsterling



KONTAN.CO.ID - Tren penguatan dollar Amerika Serikat (AS) rupanya tak berpengaruh dihadapan mata uang Inggris, poundsterling. Kenyataannya pound malah terlihat mengungguli The Greenback. Sejak dicapainya persetujuan persetujuan parlemen Inggris mengenai RUU Penarikan Diri dari Uni Eropa, poundsterling memang berada di atas angin.

Mengutip Bloomberg, Selasa pukul 18.15 wib pasangan mata uang GBP/USD terlihat menguat 0,81% ke level 1.3270. Padahal sehari sebelumnya pasangan kedua mata uang ini ditutup pada level 1.3160.

Alwi Assegaff, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka mengatakan persetujuan RUU Penarikan Diri telah memberikan harapan positif akan terjadinya soft brexit. Kalau sebelumnya pasar masih meragukan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan menimbulkan persoalan baru, tetapi kini sentimen tersebut mereda. Apalagi belakangan pound juga semakin diuntungkan dari data ekonomi Inggris yang membaik.


“Pekan lalu data produksi manufaktur bulan Agustus berhasil tumbuh diatas perkiraan, sekarang data inflasi Inggris Agustus juga melebihi perkiraan,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (12/9).

Produksi manufaktur Inggris bulan Agustus berhasil tumbuh ke level 0,5% dari perkiraan 0,3%. Kemudian inflasi bulan Agustus berhasil tumbuh dari sebelumnya 2,6% menjadi 2,9%. Padhaal sebelumnya inflasi diperkirakan hanya akan tumbuh sekitar 2,8% saja.

Sementara itu dari AS menurutnya masih ada beberapa sentimen negatif yang mewarnai pergerakan greenback mulai dari berkurangnya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed hingga data ekonomi Negeri Paman Sam yang justru memburuk. Belum lagi badai Harvey dan badai Irma telah membuat Goldman Sachs memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi.

“Goldman Sachs menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III AS menjadi 1% karena serangan badai,” imbuhnya.

Untuk Rabu (13/9) ia masih melihat poundsterling masih mempu mempertahankan penguatannya. Menurutnya sajian data inflasi yang memuaskan telah meningkatkan ekspektasi pernyataan hawkish yang akan disampaikan pejabat Bank of England (BoE) pada pertemuan hari Kamis (14/9) nanti. Kalaupun terjadi koreksi, diperkirakan itu hanya aksi profit taking karena posisi pound yang sudah terlalu tinggi.

Secara teknikal saat ini pasangan GBP/USD sudah bergerak diatas garis moving average (MA) 10 dan MA 25 yang mengindikasikan trend penguatan. Sinyal serupa juga diperlihatkan indikator moving average convergence divergence (MACD) yang berada di area positif. Sedangkan indikator relative strength index (RSI) yang berada di level 71 dan indikator stochastic yang berada di level 92 dan 93 malah menunjukkan kemungkinan koreksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia