JAKARTA. Rupiah yang masih kurang darah tidak selamanya membawa efek buruk bagi pebisnis. Salah satunya adalah industri pelayaran yang mendapat berkah dari duit dollar Amerika Serikat (AS) dan pengeluaran dalam rupiah. Menurut Sundap Carulli, Direktur Keuangan PT Logindo Samudera Makmur Tbk (LEAD), kondisi rupiah yang sudah tembus Rp 13.000 lebih per dollar AS, tidak membuat kinerja perusahaan ini terpengaruh. Meskipun, Logindo masih punya total utang dollar AS berjumlah US$ 131,73 juta di akhir 2014. Pasalnya, sebagian besar pendapatan Logindo dalam bentuk mata uang Uwak Sam. Sudah begitu, pengeluaran beban operasional perusahaan ini dalam bentuk dollar AS hanya 10%-15% dari total beban operasional LEAD. "Kami diuntungkan dengan kondisi rupiah melemah dan kami sudah natural hedging karena pendapatan dalam valuta asing," ujarnya ke pada KONTAN, Rabu (18/3).
Penguatan dollar pertebal kantong bisnis pelayaran
JAKARTA. Rupiah yang masih kurang darah tidak selamanya membawa efek buruk bagi pebisnis. Salah satunya adalah industri pelayaran yang mendapat berkah dari duit dollar Amerika Serikat (AS) dan pengeluaran dalam rupiah. Menurut Sundap Carulli, Direktur Keuangan PT Logindo Samudera Makmur Tbk (LEAD), kondisi rupiah yang sudah tembus Rp 13.000 lebih per dollar AS, tidak membuat kinerja perusahaan ini terpengaruh. Meskipun, Logindo masih punya total utang dollar AS berjumlah US$ 131,73 juta di akhir 2014. Pasalnya, sebagian besar pendapatan Logindo dalam bentuk mata uang Uwak Sam. Sudah begitu, pengeluaran beban operasional perusahaan ini dalam bentuk dollar AS hanya 10%-15% dari total beban operasional LEAD. "Kami diuntungkan dengan kondisi rupiah melemah dan kami sudah natural hedging karena pendapatan dalam valuta asing," ujarnya ke pada KONTAN, Rabu (18/3).