JAKARTA. Langkah pemerintah untuk pemperkuat koordinasi kelembagaan dan penyempurnaan keterhubungan antar wilayah (domestic connectivity) akan mengikuti letak geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan. Konsepnya, berupa inter island dan intra island. Untuk catatan, enam koridor itu ialah Sumatera Timur, Pantai Utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Papua.Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana mengatakan, kedua konsep tersebut sudah dimasukkan dalam blue print. “Modelnya untuk intra island dibuat Trans, jadi ada Trans Jawa, Trans Sumatera, Trans Kalimantan, Trans Papua, Trans Sulawesi,” tutur Armida, akhir pekan lalu. Nantinya, masing-masing trans akan disesuaikan juga dengan geografis pulau dan moda transportasi yang efektif dioperasikan. "Wilayah pulau Jawa terbilang lebih mudah untuk percepatan Trans Jawa karena pulau Jawa sudah memiliki jalur utama baik di utara maupun selatan. Sehingga pemerintah hanya tinggal memikirkan penghubung antar keduanya," jelasnya.Untuk moda transportasinya, terang Armida, dimaksimalkan perbaikan untuk mendukung transportasi darat dan udara. "Kalau untuk transportasi laut, masih harus memikirkan infrastruktur pendukungnya, seperti perluasan pelabuhan atau penambahan pelabuhan," katanya.Sementara di Sumatera kecenderungannya menggunakan kereta api. "Karena efektif untuk mendistribusikan potensi alam daerah tersebut yakni perkebunan," jelasnya.Sedangkan Trans Kalimantan nantinya akan berbentuk menyerupai huruf U, yang dikoneksikan dengan Jembatan Kayan untuk menghubungkan antar jalur. “Untuk hinterland atau feadernya dengan transportasi sungai, karena disana karakteristik wilayahnya seperti itu dan itu yang kita pertahankan,” tegasnya.Sementara di Papua dan Wilayah Timur lain, pusat-pusat kegiatan ekonomi akan dibentuk di titik-titik tertentu yang dihubungkan dengan memaksimalkan transportasi laut dan udara. “Ini semua tidak terlepas dari upaya kita meningkatkan daya saing, dimana salah satu penyebab harga barang di daerah tertentu mahal karena tidak ada connectivity. Kita tidak akan bisa berkembang dan bersaing kalau persoalan ini tidak pernah diselesaikan secara sistematik,” katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penguatan ekonomi berdasarkan geografis Indonesia
JAKARTA. Langkah pemerintah untuk pemperkuat koordinasi kelembagaan dan penyempurnaan keterhubungan antar wilayah (domestic connectivity) akan mengikuti letak geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan. Konsepnya, berupa inter island dan intra island. Untuk catatan, enam koridor itu ialah Sumatera Timur, Pantai Utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Papua.Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Armida Alisjahbana mengatakan, kedua konsep tersebut sudah dimasukkan dalam blue print. “Modelnya untuk intra island dibuat Trans, jadi ada Trans Jawa, Trans Sumatera, Trans Kalimantan, Trans Papua, Trans Sulawesi,” tutur Armida, akhir pekan lalu. Nantinya, masing-masing trans akan disesuaikan juga dengan geografis pulau dan moda transportasi yang efektif dioperasikan. "Wilayah pulau Jawa terbilang lebih mudah untuk percepatan Trans Jawa karena pulau Jawa sudah memiliki jalur utama baik di utara maupun selatan. Sehingga pemerintah hanya tinggal memikirkan penghubung antar keduanya," jelasnya.Untuk moda transportasinya, terang Armida, dimaksimalkan perbaikan untuk mendukung transportasi darat dan udara. "Kalau untuk transportasi laut, masih harus memikirkan infrastruktur pendukungnya, seperti perluasan pelabuhan atau penambahan pelabuhan," katanya.Sementara di Sumatera kecenderungannya menggunakan kereta api. "Karena efektif untuk mendistribusikan potensi alam daerah tersebut yakni perkebunan," jelasnya.Sedangkan Trans Kalimantan nantinya akan berbentuk menyerupai huruf U, yang dikoneksikan dengan Jembatan Kayan untuk menghubungkan antar jalur. “Untuk hinterland atau feadernya dengan transportasi sungai, karena disana karakteristik wilayahnya seperti itu dan itu yang kita pertahankan,” tegasnya.Sementara di Papua dan Wilayah Timur lain, pusat-pusat kegiatan ekonomi akan dibentuk di titik-titik tertentu yang dihubungkan dengan memaksimalkan transportasi laut dan udara. “Ini semua tidak terlepas dari upaya kita meningkatkan daya saing, dimana salah satu penyebab harga barang di daerah tertentu mahal karena tidak ada connectivity. Kita tidak akan bisa berkembang dan bersaing kalau persoalan ini tidak pernah diselesaikan secara sistematik,” katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News