Penguatan euro berlanjut



JAKARTA. Euro bergerak menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia, dipicu spekulasi diteruskannya program stimulus moneter yang selama ini dijalankan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve. Kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) yang juga tetap, menyebabkan posisi euro masih kuat.

Pasangan EUR/USD, Rabu (22/5) pukul 17.32 WIB, menguat tipis 0,26% menjadi 1,2939, dibandingkan hari sebelumnya. Pairing EUR/AUD menguat 0,67% ke 1,3257, dan pasangan EUR/JPY menguat 0,68% menjadi 133,18.

Mata uang 17 negara Eropa ini sempat melemah saat muncul spekulasi tentang penghentian stimulus moneter karena membaiknya beberapa indikator ekonomi AS. Namun, pernyataan dari beberapa pejabat The Fed tentang masih perlunya stimulus dipertahankan, membuat euro mengalami konsolidasi.


Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, faktor utama penguatan euro kali ini adalah keyakinan pasar yang memprediksi berlanjutnya kebijakan stimulus moneter AS. Pernyataan Gubernur The Fed Ben Bernanke, Rabu malam (21/5), akan menjadi momen kejelasan arah kebijakan moneter AS. Jika perkiraan pasar benar, maka dollar AS akan kembali terkoreksi. "Penguatan euro kali ini lebih tepat disebut penguatan korektif," kata Nizar.

Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures mengatakan, untuk pasangan EUR/AUD, tren positif masih berpihak pada euro. Kondisi ekonomi Eropa saat ini memang masih resesi. Tapi, jatuhnya harga komoditas global membuat ekonomi Australia tertekan. Puncaknya adalah langkah pemotongan tingkat suku bunga acuan.

Rilis indeks manufaktur dari Prancis dan Jerman, hari ini, yang diprediksi positif akan semakin mendongkrak posisi euro atas aussie. Sebaliknya, dari Australia belum ada beberapa informasi baru.

Tonny Mariano, analis Harvest International Futures menambahkan, penguatan pasangan EUR/JPY disebabkan oleh konsistensi kebijakan moneter dari BoJ. Rapat BoJ ternyata tidak menghasilkan kebijakan baru, sehingga posisi yen Jepang masih dalam tren pelemahan. "Stimulus moneter dari BoJ akan terus dipertahankan, setidaknya hingga akhir tahun ini, sambil melihat perubahan yang positif dalam perekonomian Jepang, khususnya dari kinerja ekspor," kata Tonny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati