Penguatan harga batubara masih rapuh



JAKARTA. Batubara merangkak naik. Perbaikan data ekonomi China membuat ekspektasi permintaan komoditas ini bisa meningkat menjadi salah satu penyebabnya.

Harga batubara untuk pengiriman November 2013 di ICE Futures, Rabu (11/9), naik tipis sebesar 0,50% menjadi US$ 78,90 per ton dibanding harga sehari sebelumnya. Kenaikan harga komoditas ini telah terjadi dalam tiga hari terakhir.

Sejumlah data ekonomi China yang positif yang dirilis sejak beberapa hari lalu, memberi optimisme bagi pasar global jika perekonomian dunia mulai pulih. Ini ikut memicu kenaikan harga komoditas energi, salah satunya batubara. Asal tahu saja, China menjadi salah satu negara importir batubara terbesar setelah India.


Awal pekan ini, pemerintah China mengumumkan data ekspor naik sebesar 7,2% di Agustus 2013 year on year (yoy). Selain itu, inflasi China juga masih terjaga di bawah target pemerintah. Produksi industri China juga tumbuh 10,4% dalam delapan bulan terakhir.  

Selain itu, Renji Betari, analis Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mengatakan, selain China, sejumlah negara juga menunjukkan pemulihan ekonomi seperti Australia, AS dan Jepang, turut menambah potensi penyerapan batubara dunia.

Pergerakan harga batubara juga dipengaruhi kenaikan harga minyak dunia akibat ketegangan geopolitik di Suriah. "Namun, kenaikan harga batubara masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan komoditas energi lain," ujar dia.

Bergerak mendatar

Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia memproyeksikan, tren harga batubara masih belum lepas dari tekanan. Rencana China yang akan memangkas konsumsi batubara dan akan menutup pabrik, smelter yang mencemari lingkungan. China berupaya untuk mengganti konsumsi energinya menjadi ramah lingkungan.

Selama ini, batubara menjadi sumber energi untuk kebutuhan listrik di tiga perempat wilayahnya. China berencana untuk memangkas total konsumsi energi dari batubara hingga di bawah 65% hingga tahun 2017.

Dalam sepekan, Juni memperkirakan batubara masih akan bergerak mendatar. Berdasarkan analisis teknikal, indikator moving average (MA) menunjukkan harga bergerak di bawah MA 50 yang memberi sinyal koreksi.  Moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif, pada level - 0,19.

Sementara, indikator stochastic bergerak turun menuju level di bawah 15. Juni memprediksi, harga batubara dalam sepekan ke depan di kisaran US$ 76,05  US$ 78,85 per ton.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini