Penguatan Harga CPO Diperkirakan Masih Berlanjut, Ini Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit dunia bergerak naik.

Melansir Trading Economics, harga CPO berada di level MYR 3.895/ton pada Kamis (18/1) per pukul 19.44 WIB. Harga itu naik 2,1% dari harga kemarin dan dalam sebulan terakhir harganya telah naik 3,73%.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, mengatakan penguatan harga CPO didukung oleh penguatan harga minyak mentah dan spekulasi penurunan produksi selama kuartal I 2024 akibat cuaca buruk.


Baca Juga: Kinerja Ekspor CPO Diprediksi Turun, Ekonom Beberkan Sebabnya

Selain itu, pembeli terbesar India juga akan menetapkan bea masuk atas minyak nabati hingga Maret 2025. "Namun, melemahnya minyak nabati saingannya membatasi kenaikan tersebut, bersamaan dengan penguatan ringgit," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (18/1).

Sementara itu, data surveyor kargo beragam. Ekspor produk minyak sawit Malaysia selama 1-15 Januari kemungkinan turun 2,6% menjadi 604.474 ton dibandingkan periode yang sama di bulan Desember, menurut perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia.

Sebaliknya, data dari Intertek Testing Services menunjukkan ekspor pada 1-15 Januari naik 6,5% menjadi 629.918 ton. "Karena faktor cuaca masih mempengaruhi aktivitas produksi dan panen, kondisi harga sangat bergantung pada faktor ini untuk sementara waktu," katanya.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Desember 2023 Diproyeksi Turun, Ini Penyebabnya

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong melanjutkan, langkah pemerintah India untuk memperpanjang bea rendah minyak makan dilihat masih bisa mendukung harga dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Faktor lain seperti perang dan konflik di Timur Tengah juga dinilai akan mendukung harga CPO sebagai bahan baku biodiesel. Lukman memperkirakan penguatan harga masih akan berlanjut, paling tidak hingga akhir Januari ini.

Di sisi lain, ia memperingatkan bahwa dengan kenaikan harga diperkirakan produsen akan meningkatkan produksi.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Desember 2023 Diproyeksi Turun, Ini Penyebabnya

"Masalah fundamental pada CPO adalah inventory dan produksi yang berlebihan, hal ini masih akan terus menjadi beban bagi harga CPO dalam jangka panjang," sebutnya.

Lukman memperkirakan hingga semester I harga CPO akan berkisar MYR 3.600 - MYR 4.000/ton dan di akhir tahun pada level MYR 4.000 - MYR 4.200/ton. Sementara Sutopo lebih konservatif dengan memperkirakan harga pada semester I di MYR 3.570,70/ton dan di akhir tahun di MYR 3.315,59/ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli