JAKARTA. Hingga perdagangan pukul 16.45, harga CPO masih menguat di level US$ 744,193 per ton. Kemarin, CPO terbenam di posisi US$ 723,81 per ton. Analis Indosukses Futures, Herry Setyawan menilai kenaikan harga CPO karena mengekor kenaikan harga minyak mentah yang hari ini juga menguat sekitar 1,6% dari sehari sebelumnya.Selain itu, kata Herry, ada sentimen positif dengan berkunjungnya tim dari Indonesia dan Malaysia ke Eropa untuk melawan kampanye negatif yang menyudutkan produksi CPO kedua negara itu. Selama ini, banyak konsumen yang menghentikan kontrak pembelian dari Malaysia dan Indonesia akibat tudingan produk CPO tidka ramah lingkungan. Sehingga, diharapkan, dengan kampanye itu, akan mengembalikan permintaan CPO ke kedua negara ini."Kalau permintaan kembali membaik, maka harga juga akan naik, selama ini harga turun juga dipicu turunnya permintaan CPO ke Malaysia dan Indonesia selaku negara produsen terbesar," katanya.Dalam waktu pendek, Herry memperkirakan, harga CPO masih akan bergerak naik mengikuti harga minyak. Dia memprediksi CPO akan bergulir di US$ 740 - US$ 750 per ton. Tapi, untuk tren jangka menengah, tren utamanya masih tetap turun. "Karena saat ini harga sudah cukup murah, untuk investor short term bolehlah beli, tapi kalau untuk jangka panjang, jangan masuk dulu, karena CPO masih bisa turun," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penguatan Harga CPO Mengekor Minyak Mentah
JAKARTA. Hingga perdagangan pukul 16.45, harga CPO masih menguat di level US$ 744,193 per ton. Kemarin, CPO terbenam di posisi US$ 723,81 per ton. Analis Indosukses Futures, Herry Setyawan menilai kenaikan harga CPO karena mengekor kenaikan harga minyak mentah yang hari ini juga menguat sekitar 1,6% dari sehari sebelumnya.Selain itu, kata Herry, ada sentimen positif dengan berkunjungnya tim dari Indonesia dan Malaysia ke Eropa untuk melawan kampanye negatif yang menyudutkan produksi CPO kedua negara itu. Selama ini, banyak konsumen yang menghentikan kontrak pembelian dari Malaysia dan Indonesia akibat tudingan produk CPO tidka ramah lingkungan. Sehingga, diharapkan, dengan kampanye itu, akan mengembalikan permintaan CPO ke kedua negara ini."Kalau permintaan kembali membaik, maka harga juga akan naik, selama ini harga turun juga dipicu turunnya permintaan CPO ke Malaysia dan Indonesia selaku negara produsen terbesar," katanya.Dalam waktu pendek, Herry memperkirakan, harga CPO masih akan bergerak naik mengikuti harga minyak. Dia memprediksi CPO akan bergulir di US$ 740 - US$ 750 per ton. Tapi, untuk tren jangka menengah, tren utamanya masih tetap turun. "Karena saat ini harga sudah cukup murah, untuk investor short term bolehlah beli, tapi kalau untuk jangka panjang, jangan masuk dulu, karena CPO masih bisa turun," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News