Penguatan harga emas tertahan di bawah US$ 1.900 jelang rilis pertumbuhan ekonomi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reli panjang harga emas mulai tertahan di level US$ 1.900 per ons troi. Berdasarkan  Bloomberg, Kamis (27/5), harga emas kontrak pengiriman Agustus 2021 di Commodity Exchange berbalik terkoreksi 0,26% ke US$ 1.898 per ons troi. Sementara, dalam sepekan harga emas masih tercatat menguat 0,79%. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan koreksi harga emas saat ini wajar setelah harga emas terus reli. Sebelumnya, harga emas dalam tren naik karena The Fed menegaskan kebijakan moneter mereka akan tetap dovish hingga 2022. 

"Tidak hanya The Fed, bank sentral global juga kemungkinan tetap mempertahankan sikap dovish," kata Ibrahim, Kamis (27/5). 


Selain itu, harga emas juga terangkat karena munculnya rancangan stimulus biaya infrastruktur di AS yang mencapai US$ 1,7 triliun. 

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan harga emas dalam tren naik yang cukup panjang belakangan ini karena dipicu kekhawatiran pelaku pasar pada pandemi Covid-19 yang terus menyebar, terutama di kawasan Asia. 

Baca Juga: Melihat kinerja sejumlah emiten penambang emas di kuartal I, mana yang paling moncer?

Disamping itu, Ibrahim mengatakan kelanjutan kenaikan harga emas saat ini masih bergantung dari rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada malam nanti. 

"Data ekonomi AS akan menentukan arah pergerakan harga emas selanjutnya," kata Ibrahim.

Senada, Faisyal juga mengatakan harga emas tidak mampu menembus US$ 1.900 per ons troi dalam waktu lama karena data ekonomi AS nanti malam diprediksi sesuai harapan pasar. 

"Setelah harga emas terkoreksi kembali di bawah US$ 1.900 per ons troi karena spekulasi dolar AS menguat, maka reli harga emas saat ini bisa menjadi kesempatan bagi pelaku pasar untuk profit taking," kata Faisyal. 

Secara teknikal Faisyal menganalisis harga emas masuk area jenuh beli. Harga emas berpotensi menurun dalam sepekan di rentang US$ 1.855 per ons troi. 

Sedangkan, Untuk jangka panjang, Ibrahim memproyeksikan harga emas di akhir tahun berpotensi naik ke US$ 2.050 per ons troi. Faktor penyokong harga emas lainnya datang dari ketegangan geopolitik di laut China Selatan yang melibatkan ketegangan dengan AS dan beberapa negara kawasan Eropa. 

Ibrahim juga melihat pelemahan harga aset kripto membuat investor beralih ke emas sebagai aset safe haven. Ibrahim menilai koreksi harga emas saat ini wajar terjadi setelah harga terus naik. 

Artinya, koreksi ini juga bisa menandakan bahwa harga akan kembali naik. Ibrahim memproyeksikan rentang harga emas dalam sepekan di US$ 1.848 per ons troi-US$ 1.954 per ons troi. 

Selanjutnya: Harga emas turun tipis pada Kamis (27/5) pagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi