KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga minyak mentah kembali menanjak mendekati level US$ 70 per barel di tengah sentimen sanksi nuklir Amerika Serikat (AS) terhadap salah satu negara produsen minyak terbesar dunia, Iran. Namun, penguatan harga ini belum didukung indikator teknikal sepenuhnya yang masih mengindikasikan potensi pelemahan. Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, menganalisis, saat ini tren harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman aktif memang menguat. Hal ini terlihat dari harga yang bergerak naik di atas garis moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Begitu pun dengan indikator stochastic yang berada di level 61 dan menunjukkan sinyal beli. Namun, indikator lainnya seperti relative strength index (RSI) masih berada di level 49 dan belum memberi indikasi penguatan. Indikator moving average convergence divergence (MACD) juga masih bergulir dalam zona negatif yang merupakan indikasi harga berpotensi melemah.
Penguatan harga minyak mentah masih dalam area konsolidasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga minyak mentah kembali menanjak mendekati level US$ 70 per barel di tengah sentimen sanksi nuklir Amerika Serikat (AS) terhadap salah satu negara produsen minyak terbesar dunia, Iran. Namun, penguatan harga ini belum didukung indikator teknikal sepenuhnya yang masih mengindikasikan potensi pelemahan. Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, menganalisis, saat ini tren harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman aktif memang menguat. Hal ini terlihat dari harga yang bergerak naik di atas garis moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Begitu pun dengan indikator stochastic yang berada di level 61 dan menunjukkan sinyal beli. Namun, indikator lainnya seperti relative strength index (RSI) masih berada di level 49 dan belum memberi indikasi penguatan. Indikator moving average convergence divergence (MACD) juga masih bergulir dalam zona negatif yang merupakan indikasi harga berpotensi melemah.