JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih dapat bergerak di zona hijau pada sesi II hari ini (14/5). Namun, penguatan IHSG akan terbatas. Analis dari Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengungkapkan, penguatan tipis ini ditopang oleh bursa regional Asia yang masih bergerak positif.Akan tetapi, dari dalam negeri sendiri, tekanan jual asing pada akhir perdagangan indeks sesi I, masih lumayan besar, yaitu sebanyak Rp 81,26 miliar. Satrio melihat aksi jual asing ini jumlahnya masih signifikan."IHSG masih sulit naik tinggi, karena aksi jual asing pada sektor perbankan dan sektor pertambangan batu bara yang merupakan saham sejuta umat," kata Satrio pada Rabu (15/5).Satrio menyebutkan, jika indeks Hang Seng dapat ditutup di atas target resistance, IHSG dapat tertolong ke zona hijau. "Kalau Hang Seng ditutup di atas resistance, maka saya menyarankan investor untuk melakukan sell on strength pada saham-saham perbankan dan juga seperti saham TLKM, INTP, SMGR dan juga GGRM," ujar Satrio.Sementara, jika indeks Hang Seng ditutup di bawah target resistance, maka Satrio menyarankan untuk melakukan buy on weakness. Satrio memperkirakan IHSG akan bergerak antara 5.030-5.125.Senada, analis dari Milenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga juga memperkirakan indeks dapat menguat terbatas. Ini merupakan imbas penguatan bursa Amerika Serikat dan Eropa kemarin. "Selain itu, penguatan juga terjadi karena dampak hasil rapat Gubernur Bank Indonesia yang masih mempertahankan BI rate," kata Desmon.Desmon memperkirakan IHSG akan berada pada level 5.075-5.110. Ia merekomendasikan saham JSMR, ROTI, SMGR dan BMRI.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penguatan IHSG bisa berlanjut walau terbatas
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih dapat bergerak di zona hijau pada sesi II hari ini (14/5). Namun, penguatan IHSG akan terbatas. Analis dari Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengungkapkan, penguatan tipis ini ditopang oleh bursa regional Asia yang masih bergerak positif.Akan tetapi, dari dalam negeri sendiri, tekanan jual asing pada akhir perdagangan indeks sesi I, masih lumayan besar, yaitu sebanyak Rp 81,26 miliar. Satrio melihat aksi jual asing ini jumlahnya masih signifikan."IHSG masih sulit naik tinggi, karena aksi jual asing pada sektor perbankan dan sektor pertambangan batu bara yang merupakan saham sejuta umat," kata Satrio pada Rabu (15/5).Satrio menyebutkan, jika indeks Hang Seng dapat ditutup di atas target resistance, IHSG dapat tertolong ke zona hijau. "Kalau Hang Seng ditutup di atas resistance, maka saya menyarankan investor untuk melakukan sell on strength pada saham-saham perbankan dan juga seperti saham TLKM, INTP, SMGR dan juga GGRM," ujar Satrio.Sementara, jika indeks Hang Seng ditutup di bawah target resistance, maka Satrio menyarankan untuk melakukan buy on weakness. Satrio memperkirakan IHSG akan bergerak antara 5.030-5.125.Senada, analis dari Milenium Danatama Asset Management Desmon Silitonga juga memperkirakan indeks dapat menguat terbatas. Ini merupakan imbas penguatan bursa Amerika Serikat dan Eropa kemarin. "Selain itu, penguatan juga terjadi karena dampak hasil rapat Gubernur Bank Indonesia yang masih mempertahankan BI rate," kata Desmon.Desmon memperkirakan IHSG akan berada pada level 5.075-5.110. Ia merekomendasikan saham JSMR, ROTI, SMGR dan BMRI.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News