Penguatan IHSG dua hari ini dinilai hanya euforia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari terakhir menguat 15,45%. Pada Selasa (24/3) perdagangan ditutup di level 3.937,63 dan pada Jumat (27/3) IHSG ditutup di level 4.545,57.

Analis Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio menjelaskan, penguatan tersebut merupakan bentuk euforia dari kesepakatan senat Amerika Serikat (AS) untuk mengucurkan stimulus US$ 2 triliun. Kabar tersebut menjadi harapan investor jangka pendek. Dengan disetujuinya paket stimulus oleh parlemen AS, dolar AS mencatatkan melemah dan yield surat utang AS meningkat.

Baca Juga: Penguatan IHSG selama dua hari berturut-turut diprediksi hanya sementara saja


Sentimen positif tersebut, lanjut Bertoni, dimanfaatkan oleh investor maupun emiten untuk akumulasi beli. Hal ini diprediksi mampu mendorong IHSG rebound teknikal ke level 4.697. Hanya saja rebound ini diprediksi bersifat sementara.

"Technical rebound biasanya hanya sementara karena permasalahan kejatuhan IHSG belum selesai. Reli IHSG sangat dipengaruhi oleh upaya pemerintah AS saat ini memerangi wabah virus corona. Jumlah kasus AS pun menunjukkan kenaikan tertinggi dari China," jelas Bertoni kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3).

Baca Juga: IHSG menguat 8,36% dalam sepekan ke 4.545,57

Mengingat angka kasus Covid-19 meningkat, diperkirakan ekonomi AS berpotensi melemah bila dibandingkan tahun lalu. Dolar AS pun berpotensi menguat terhadap mata uang lainnya dan harga komoditas akan melemah seiring berkurangnya permintaan akibat wabah corona.

Dus kondisi ini akan merembet ke kondisi ekonomi Indonesia yang bisa saja melambat hingga sembilan bulan ke depan.

Baca Juga: Kata ekonom soal upaya rate convergence BI dalam menjaga nilai tukar rupiah

Analis Henan Putihrai Liza Camelia juga berpendapat sama. Penguatan IHSG dalam dua hari ini lebih disebabkan oleh sentimen positif Dow Jones yang didasari oleh rencana paket ekonomi US$ 2 triliun.

Namun, penguatan ini diperkirakan hanya bersifat sementara karena investor atau trader masih rentan dengan risiko ketidakpastian perkembangan kasus Covid-19. Kebijakan soal buyback dan adanya rencana guyuran dana pensiun (dapen) belum cukup kuat membuat IHSG benar-benar rebound.

"Penguatan ini dikhawatirkan masih bersifat sementara karena kalau dilihat dari angka net buy asing hari ini hanya sekitar Rp 220 miliar saja, di tengah kenaikan market 4,7% dan nilai transaksi biasa-biasa saja di sekitar Rp 12 triliun," jelas Liza.

Baca Juga: Rupiah menguat, ini faktor pendukungnya menurut BI

Liza memprediksi pada kuartal I-2020 IHSG bakal ditutup di level 4.500 sementara Bertoni memprediksi di level 4.550.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati