JAKARTA. Menguatnya mata uang ringgit Malaysia ternyata berimbas negatif terhadap harga jual komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Setelah menyentuh level tertingginya sejak bulan April pada Kamis (27/7) kemarin di level RM 2.677 per metrik ton, CPO tak mampu mempertahankan penguatannya. Mengutip Bursa Malaysia, pada penutupan perdagangan Jumat (27/7) harga minyak sawit mentah di Malaysia Derivative Exchange terkoreksi 0,9% ke level RM 2.653 per metrik ton. Namun jika dibandingkan sepekan sebelumnya harganya masih jauh lebih baik dan mengalami peningkatan 3,11%. Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures melihat salah satu penyebab koreksi pada harga minyak sawit mentah adalah jatuhnya dollar AS beberapa hari belakangan rupanya juga menguatkan posisi ringgit. Itu membuat CPO yang diperdagangkan dengan mata uang ringgit menjadi lebih mahal dari sebelumnya.
Penguatan ringgit tekan harga CPO
JAKARTA. Menguatnya mata uang ringgit Malaysia ternyata berimbas negatif terhadap harga jual komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Setelah menyentuh level tertingginya sejak bulan April pada Kamis (27/7) kemarin di level RM 2.677 per metrik ton, CPO tak mampu mempertahankan penguatannya. Mengutip Bursa Malaysia, pada penutupan perdagangan Jumat (27/7) harga minyak sawit mentah di Malaysia Derivative Exchange terkoreksi 0,9% ke level RM 2.653 per metrik ton. Namun jika dibandingkan sepekan sebelumnya harganya masih jauh lebih baik dan mengalami peningkatan 3,11%. Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures melihat salah satu penyebab koreksi pada harga minyak sawit mentah adalah jatuhnya dollar AS beberapa hari belakangan rupanya juga menguatkan posisi ringgit. Itu membuat CPO yang diperdagangkan dengan mata uang ringgit menjadi lebih mahal dari sebelumnya.