Penguatan rupiah bawa terbang IHSG



JAKARTA. Empat hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertengger di zona hijau. Para analis menilai, penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turut memicu aliran masuk dana asing ke pasar saham domestik. Kemarin (8/10), IHSG menguat tipis 0,10% menuju 4.491,43. Selama lima hari berturut-turut, para pemodal asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 2,15 triliun.

Aliran dana asing terus merangsek masuk bursa saham Indonesia, sejak AS merilis data tenaga kerja yang memburuk. Banyak analis memperkirakan The Fed akan menunda kenaikan suku bunga tahun ini. Hal itu membuat aksi profit taking di pasar global, sehingga valuta Garuda diuntungkan.

Analis Lautandhana Securindo Krishna Dwi Setiawan menilai, penguatan rupiah menjadi denyut nadi pergerakan IHSG saat ini. Aliran masuk dana asing mengembuskan optimisme pasar dalam negeri. Kemungkinan, otot rupiah masih menguat, antara lain ditopang dukungan paket ekonomi jilid III. Jika suku bunga The Fed batal naik tahun ini, dana asing akan parkir lebih lama di pasar dalam negeri.


"Tetapi, terlalu dini jika menyebut penguatan rupiah karena faktor domestik karena mata uang lain juga menguat terhadap dollar AS," ujar Krishna.

Faktor ini diprediksi memicu penguatan IHSG dalam jangka pendek. Menurut Krishna, saat ini IHSG masih lebih murah dibandingkan indeks regional. "Saat ini price earning ratio (PER) IHSG 9 kali, satu standar deviasi di bawah rata-rata," ungkap dia.

Analis MNC Securities Sharlyta Malique menilai, peluang IHSG untuk terus bersandar di zona hijau masih terbuka lebar. Penguatan ini didorong data global yang masih sesuai ekspektasi. Menurut dia, masih ada potensi dana asing terus masuk sampai akhir tahun ini. Bergulirnya paket kebijakan ekonomi jilid III yang fokus pada pemberian insentif industri juga mendorong pasar modal.

Sejumlah kebijakan seperti penurunan harga solar dan avtur mendapatkan respons positif pasar. Hal itu terlihat di sejumlah saham, misalnya, saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang kemarin melambung 5,08%. Namun, dalam jangka pendek, IHSG masih akan disetir publikasi laporan keuangan emiten di kuartal ketiga tahun ini yang kemungkinan masih suram.

Krishna memperkirakan, IHSG pada hari ini (9/10) menguat ke 4.445-4.511. Di akhir tahun, ia menargetkan IHSG mondar-mandir di 4.800-4.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie