Penguatan rupiah berpotensi terbatas karena kekhawatiran perang dagang AS-China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve mengakhiri kebijakan moneter ketat dan membuat rupiah menguat pada perdagangan, Kamis (21/3).

Mengutip Bloomberg di pasar spot, rupiah hari ini ditutup menguat 0,33% ke Rp 14.140 per dollar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah tercatat menguat 0,91% ke Rp 14.102 per dollar AS.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan keputusan The Fed yang tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini menjadi sentimen positif pada penguatan rupiah hari ini.


Selain itu, penguatan rupiah hari ini juga didukung dari data domestik, yaitu surplusnya neraca perdagangan periode Februari 2019. Data tersebut membuat hot money masuk ke pasar saham dan obligasi dalam negeri. 

Faisyal melihat pelaku pasar juga merespon positif keputusan BI mempertahankan suku bunga acuannya di 6%.

"Di tengah gejolak perang dagang dan perlambatan ekonomi global, para investor global justru menjadikan Indonesia sebagai instrumen investasi alternatif yang menarik," kata Faisyal, Kamis (21/3).

Secara teknikal Faisyal menganalisis rupiah masih akan menguat di perdagangan, Jumat (22/3). Namun, penguatan rupiah besok akan terbatas karena pelaku pasar mulai kembali khawatir dengan hubungan dagang AS dan China.

"Kini kedua negara saling menaruh curiga, AS dituding tidak akan menghapus kenaikan tarif impor ke China dan AS menuding China tidak akan memenuhi kesepakatan dagang," kata Faisyal.

Besok rupiah berpotensi bergerak di rentang Rp 14.070 per dollar AS-Rp 14.175 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi