Penguatan rupiah di bawah Rp 14.000 per dolar AS dinilai pas dengan keseimbangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah akhirnya berhasil menembus level psikologis Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS) setelah dalam penutupan Jumat (5/6) berada di level Rp 13.878 per dolar AS. Sementara pada perdagangan hari ini, Senin (8/6), rupiah di pasar spot pada pukul 15.05 WIB berada di level Rp 13.885 per dolar AS, melemah 0,05% dari posisi akhir pekan lalu.

Kinerja rupiah ini terbilang moncer, mengingat pada 23 Maret 2020 rupiah sempat terpukul oleh virus corona dan terperosok di level Rp 16.575 per dolar AS. Dengan kata lain, rupiah sejauh ini sudah menguat hingga 16,3%.

Berbagai faktor yang mendorong penguatan ini antara lain mulai dibukanya ekonomi di beberapa negara sehingga membuat aset berisiko kembali diburu. Di samping itu, aliran dana asing mulai kembali mengalir ke Indonesia.


Baca Juga: Rupiah masih melemah 0,29% ke Rp 13.919 per dolar AS di siang hari ini

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menuturkan saat ini level Rp 14.000 per dolar AS merupakan nilai keseimbangan dari rupiah. Sutopo menambahkan, katalis positif masih belum akan menjauhi rupiah meski secara fundamental mata uang garuda ini masih rapuh.

“Pemulihan ekonomi Indonesia menjadi yang tercepat kedua menurut survei dari Bloomberg. Selain itu, pemberlakuan situasi kenormalan baru atau new normal sebagai upaya memulihkan aktivitas ekonomi juga dinilai baik dari kacamata investasi, terlihat dari banyaknya kas yang masuk ke Indonesia,” tutur Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (8/5).

Baca Juga: Cadev akhir Mei mendekati rekor tertinggi sepanjang sejarah

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, nilai keseimbangan rupiah masih agak sulit dihitung. Akan tetapi, dia menyebut level kisaran Rp 13.800 per dolar AS-Rp 14.000 per dolar AS merupakan rentang yang cukup layak untuk rupiah.

“Prospek rupiah ke depan masih sulit ditebak, karena banyak hal yang berubah dengan cepat saat ini. Tetapi secara historis, berdasar pada perbedaan suku bunga yield SUN dengan US treasury dan purchasing power parity, kemungkinan rupiah akan sedikit melemah dibanding kondisi saat ini di akhir tahun nanti,” terang Fikri.

Oleh karena itu, Fikri memperkirakan rupiah masih mungkin bergerak melemah hingga level Rp 15.000 per dolar AS pada akhir tahun nanti. Sementara Sutopo menghitung rupiah pada akhir tahun berpotensi berada di kisaran Rp 14.500 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati