Penguatan rupiah tekan imbal hasil SUN



JAKARTA. Harga surat utang negara (SUN) pada penutupan perdagangan Kamis (16/3) tercatat mengalami kenaikan. Berdasarkan situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks INDOBeX Government Clean Price naik sebesar 0,44% ke level 113,36 dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, penguatan rupiah yang menjadi faktor penekan imbal hasil SUN kemarin. Sekadar informasi, pergerakan harga SUN berbanding terbalik dengan imbal hasilnya. 

Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Rabu lalu memtuskan menaikkan bunga 25 basis poin ke kisaran 0,75% - 1%, sebagaimana yang telah diperkirakan oleh pelaku pasar sebelumnya.


Meskipun demikian, The Fed memberi sinyal, mereka masih akan akomodatif dalam kebijakan moneternya dengan berdasarkan perkembangan indikator ekonomi Amerika sebelum kembali memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan.

"Penurunan imbal hasil pada perdagangan kemarin juga didukung oleh faktor penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, di tengah tren pelemahan dollar pasca keputusan bunga The Fed," ujarnya.

Adapun dari hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yanga berakhir pada hari Kamis kemarin kembali memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 4,00% dan Lending Facility tetap sebesar 5,50%.

"Keputusan tersebut konsisten dengan upaya Bank Indonesia menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di tengah semakin meningkatnya ketidakpastian global," terangnya.

Bank Indonesia tetap mewaspadai dan mencermati sejumlah risiko dalam jangka pendek ke depan, baik yang bersumber dari global maupun domestik. Risiko yang berasal dari global antara lain terkait kenaikan inflasi global, arah kebijakan ekonomi dan perdagangan AS dan dampak lanjutan kenaikan Fed Fund Rate (FFR), serta risiko geopolitik di Eropa.

Hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap pasar surat utang, mengingat pelaku pasar telah memperkirakan bahwa Bank Indonesia masih akan mempertahankan suku bunga acuan.

Secara keseluruhan, penurunan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin telah mendorong imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan turun pada posisi 7,032% (-9 bps) untuk tenor 5 tahun, di posisi 7,233% (-10 bps) untuk tenor 10 tahun, di posisi 7,619% (-9 bps) untuk tenor 15 tahun dan di posisi 7,866% (-10 bps) untuk tenor 20 tahun.

Penurunan imbal hasil juga terjadi pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika seiring dengan penurunan imbal hasil dari US Treasury setelah pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika.

Imbal hasil dari INDO-20 ditutup turun sebesar 5 bps di level 2,636% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 15 bps. Adapun imbal hasil dari INDO-27 dan INDO-47 mengalami penurunan yang lebih besar yaitu masing - masing sebesar 10 bps dan 12 bps di level 4,004% dan 4,900% didorong oleh adanya kenaikan harga sebesar 80 bps dan 190 bps.

Analis: Nilai Tukar Rupiah Menguat, Dongkrak Penurunan Imbal Hasil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia