Penguatan rupiah terbantu aliran dana yang masuk ke pasar obligasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat di awal pekan ini. Pelaku pasar sudah mengantisipasi Federal Reserve yang menyinggung soal tapering off pada simposium Jackson Hole, Sabtu (28/8). 

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 0,33% ke Rp 14.370 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah menguat 0,39% ke Rp 14.374 per dolar AS. 

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan, nilai tukar rupiah masih terjaga karena pelaku pasar sudah mengantisipasi pengumuman tapering off AS pada simposium Jackson Hole. Fikri mengamati pelaku pasar yang sudah priced in akan mencari negara dengan fundamental baik dan yield tinggi seperti instrumen Surat Utang Negara (SUN). 


Baca Juga: Kurs rupiah menguat di perdagangan hari ini

"Rupiah menguat karena terdorong net buy asing yang cukup besar di pasar obligasi sebesar Rp 400 miliar," kata Fikri, Senin (30/8).

Menurut Fikri, mereka tertarik masuk ke pasar obligasi domestik karena yield SUN yang berada di sekitar 6,2% dikurangi inflasi sebesar 1,5%, masih memberikan imbal hasil yang tinggi di sekitar 4,7%. Bandingkan dengan yield obligasi AS yang hanya berada di 1,3% tetapi inflasi sebesar 5,4%. Berarti imbal hasil obligasi AS minus. 

Fikri memproyeksikan rupiah di Selasa (31/8) masih berpotensi menguat seiring tapering off AS masih diproyeksikan terjadi di November atau Desember 2021. Fikri memproyeksikan rentang rupiah besok di Rp 14.250 per dolar AS-Rp 14.450 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG menguat 1,71% ke 6.144 pada Senin (30/8), net buy asing Rp 567 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati