Penguatan rupiah terganjal data tenaga kerja AS di akhir pekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berbalik melemah di akhir pekan jelang rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS). Rupiah di awal pekan konsisten menguat. Mengutip Bloomberg, Jumat (6/8), rupiah melemah 0,07% ke Rp 14.353 per dollar AS. Dalam sepekan rupiah menguat 0,76%. 

Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Sucor Sekuritas mengatakan di awal pekan rupiah sempat menguat karena The Fed cenderung berhati-hati dalam merencanakan tapering off. Bahkan, pelaku pasar sempat mengkhawatirkan ekonomi AS di kuartal ketiga 2021 akan jatuh. 

Namun, jelang data tenaga kerja AS yang akan rilis malam ini, pelaku pasar kembali optimistis bahwa data tersebut akan membaik. "Pelaku pasar kini jadi berpikir kembali The Fed akan hawkish di bulan ini," kata Mikail, Jumat (6/8). 


Senada, Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan di akhir pekan pelaku pasar cenderung bersikap wait and see dalam menanti data tenaga kerja AS. Alhasil, rupiah jadi melemah terbatas. 

Baca Juga: Ditopang sentimen global, IHSG diprediksi menguat terbatas pekan depan

Sepekan depan jika data tenaga kerja AS membaik, maka Mikail memproyeksikan rupiah akan cenderung melemah. Namun, pelemahan rupiah berpotensi tertahan bila pemerintah melonggarkan PPKM seiring melandainya kasus Covid-19. 

Namun, Lukman mengatakan jika data tenaga kerja AS lebih baik dari yang diharapkan pelaku pasar maka penguatan rupiah berpotensi terbatas. "Dari dalam negeri rupiah bisa tersokong dari data ekonomi kuartal kedua 2021 yang tumbuh tinggi ketika kasus Covid melandai," kata Lukman. 

Sepekan depan, Lukman memproyeksikan rentang rupiah berada di Rp 14.000 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS. Sedangkan, Mikail memperkirakan rupiah akan bergerak di Rp 14.300 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS.

Baca Juga: Dolar menguat sebelum rilis data terbaru, rupiah tertekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati