KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC), rupiah bergerak sideways pada Rabu (26/9). Untuk pertama kalinya dalam minggu ini rupiah menguat tipis 0,05% ke level Rp 14.911 per dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) justru menunjukkan koreksi rupiah 0,30% menjadi Rp 14.938 per dollar AS. Penguatan kurs rupiah di pasar spot ini didorong oleh penguatan pasar saham secara umum di Asia. Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve menggelar rapat penentuan suku bunga pada 25-26 September 2018 waktu setempat. Dilansir dari Bloomberg, dalam rapat ini The Fed berpotensi akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin. Selain itu, pasar juga akan terfokus pada arah dot plot yang akan menggambarkan proyeksi The Fed sampai 2021. "Secara luas akan menaikkan suku bunga dan pasar akan mendengarkan testimoni bank sentral Amerika, apakah benar-benar di tahun 2018 akan menaikkan empat kali atau hanya tiga kali. Itu yang dijadikan acuan bagi para investor," ujar Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka.
Penguatan rupiah terganjal suku bunga The Fed dan BI
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC), rupiah bergerak sideways pada Rabu (26/9). Untuk pertama kalinya dalam minggu ini rupiah menguat tipis 0,05% ke level Rp 14.911 per dollar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) justru menunjukkan koreksi rupiah 0,30% menjadi Rp 14.938 per dollar AS. Penguatan kurs rupiah di pasar spot ini didorong oleh penguatan pasar saham secara umum di Asia. Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve menggelar rapat penentuan suku bunga pada 25-26 September 2018 waktu setempat. Dilansir dari Bloomberg, dalam rapat ini The Fed berpotensi akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin. Selain itu, pasar juga akan terfokus pada arah dot plot yang akan menggambarkan proyeksi The Fed sampai 2021. "Secara luas akan menaikkan suku bunga dan pasar akan mendengarkan testimoni bank sentral Amerika, apakah benar-benar di tahun 2018 akan menaikkan empat kali atau hanya tiga kali. Itu yang dijadikan acuan bagi para investor," ujar Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka.