Penguatan rupiah topang harga SUN kemarin



JAKARTA. Membaiknya kinerja mata uang Garuda menyokong kenaikan harga surat utang negara (SUN) di pasar sekunder pada perdagangan Senin (5/12).

Merujuk situs Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) per Senin (5/12), rata-rata harga obligasi pemerintah (INDOBeX Government Clean Price) terangkat 0,06% dibandingkan hari sebelumnya ke level 109,64.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menjelaskan, pertumbuhan harga obligasi negara kemarin didorong oleh faktor penguatan nilai tukar rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS).


Di pasar spot, Senin (5/12) valuasi rupiah terbang 0,53% di level Rp 13.440 per dollar AS dibanding hari sebelumnya.

Katalis positif juga bersumber dari aksi investor asing yang kembali mengakumulasi SUN. Situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, investor asing mengoleksi surat berharga negara (SBN) domestik yang dapat diperdagangkan sebesar Rp 2,45 triliun periode 1 - 2 Desember 2016.

Padahal sepanjang November 2016, investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebanyak Rp 19,57 triliun. "Hanya saja kenaikan harga SUN yang terjadi pada perdagangan kemarin masih tidak didukung dengan volume perdagangan yang cukup besar," imbuhnya.

Made berpendapat, hal ini mengindikasikan bahwa investor masih cenderung menahan diri untuk melakukan transaksi jelang pelaksanaan lelang penjualan SUN pada Selasa (6/12).

Serta pelaksanaan Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika pada pertengahan pekan depan. Pada Senin (5/12), volume perdagangan SUN mencapai Rp 4,93 triliun dari 29 seri yang ditransaksikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto