Penguatan uang dollar akan terasa 2-3 bulan lagi



JAKARTA. Kenaikkan dollar punya dua sisi bagi pelaku usaha. Di satu sisi, kenaikkan dollar bisa membuat anggaran impor barang modal dan bahan baku penolong jadi bertambah. Namun di satu sisi, bisa menguntungkan pengusaha yang berorientasi ekspor.

MS Hidayat, Menteri Perindustrian mengatakan kenaikkan dollar bisa membuat beban produksi perusahaan bertambah. "Karena impor barang modal dan bahan baku penolong jadi bertambah," ujarnya pada Kamis (26/6). Ia berharap gejala ini hanya sementara saja.

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, impor barang modal pada 2013 adalah US$ 34,22 miliar. Tahun ini barang modal diproyeksikan mencapai US$ 36,96 miliar.


Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa dampak kenaikkan dollar ke industri elektronik, otomotif dan ponsel baru akan terasa 2-3 bulan lagi. "Barang yang ada sekarang ini, stok yang dibeli dengan harga dollar 2-3 bulan lalu," ujar Budi.

Namun Budi mengatakan kenaikkan dollar itu bisa dimanfaatkan oleh industri berfokus ekspor untuk bisa tingkatkan keuntungan. "Apalagi industri dalam negeri dengan tingkat kandungan dalam negeri mencapai 60%-70%. Tentu ekspor jadi menguntungkan," ujar Budi.

Selain itu kenaikkan dollar membuat impor bisa menyusut. Karena pengusaha terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam untuk impor. "Di industri yang saya awasi, impor sedan bisa turun. Ponsel mungkin bisa berkurang sedikit karena kenaikkan dollar. Tapi saya tidak tahu berapa ya, karena kan baru saja dua hari belakangan," ujar Budi.

Sepanjang 2013, permintaan ponsel dalam negeri adalah 60 juta unit. Sebesar 95% diisi oleh impor. Adapun impor mobil pada 2013 adalah 152.994 unit, naik 21,55% dari 2012 yang sebesar 125.873 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa