KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada penutupan perdagangan Kamis (9/8). Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,16% ke level Rp 14.416 per dollar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,11% ke level Rp 14.422 per dollar AS. Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan, penguatan rupiah masih ditopang oleh posisi yuan China yang juga bergerak menguat terhadap dollar AS. Penguatan tersebut didorong oleh nilai ekspor China di bulan Juli 2018 mampu tumbuh 12,2%. “Pasar melihat dampak perang dagang tidaklah buruk bagi perekonomian China,” katanya. Di samping itu, para pelaku pasar menilai fundamental ekonomi Indonesia masih cukup positif di tengah pelemahan dollar AS. Hal ini lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II yang naik menjadi 5,27%. Begitu pula dengan data cadangan devisa Indonesia yang masih tergolong tinggi walau kembali mengalami penurunan di bulan lalu. Hasil itu membuat aliran dana asing kembali masuk ke pasar saham maupun obligasi Indonesia, sehingga berujung pada penguatan rupiah.
Penguatan yuan ikut menopang rupiah lagi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada penutupan perdagangan Kamis (9/8). Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,16% ke level Rp 14.416 per dollar AS. Kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,11% ke level Rp 14.422 per dollar AS. Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri mengatakan, penguatan rupiah masih ditopang oleh posisi yuan China yang juga bergerak menguat terhadap dollar AS. Penguatan tersebut didorong oleh nilai ekspor China di bulan Juli 2018 mampu tumbuh 12,2%. “Pasar melihat dampak perang dagang tidaklah buruk bagi perekonomian China,” katanya. Di samping itu, para pelaku pasar menilai fundamental ekonomi Indonesia masih cukup positif di tengah pelemahan dollar AS. Hal ini lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II yang naik menjadi 5,27%. Begitu pula dengan data cadangan devisa Indonesia yang masih tergolong tinggi walau kembali mengalami penurunan di bulan lalu. Hasil itu membuat aliran dana asing kembali masuk ke pasar saham maupun obligasi Indonesia, sehingga berujung pada penguatan rupiah.