Pengumuman pasien positif virus corona membuat IHSG kembali longsor ke 5.361,246



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka awal pekan ini dengan buruk. Ini terjadi setelah IHSG ditutup melemah 1,68% ke level 5.361,246. Dengan pelemahan ini, dalam sepekan IHSG sudah terkikis 7,68%. 

Bersamaan dengan pelemahan IHSG, investor asing juga melakukan aksi jual bersih (net sell) hingga Rp 325,37 miliar di pasar reguler. Dalam sepakan, asing telah membawa kabur dananya dari pasar saham domestik hingga Rp 3,69 triliun di pasar regular dan Rp 3,95 triliun di seluruh pasar.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pelemahan IHSG tidak lepas dari pengumuman adanya dua pasien yang positif terinfeksi virus corona di Indonesia.


Baca Juga: Menkes: Dua pasien positif corona di RSPI Sulianti Saroso dirawat di ruangan khusus  

Seperti diketahui, siang tadi, Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan seorang anak berusia 31 tahun dan ibunya terinfeksi virus corona. 

Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu pun sepakat bahwa sentimen negatif bagi IHSG datang dari pengumuman virus corona di Indonesia. 

“Hal ini menyebabkan kekhawatiran massal bagi investor lokal, meskipun tadi pagi IHSG sempat menghijau,” ujar Dessy kepada Kontan.co.id, Senin (2/3).

Mengutip RTI, indeks sempat menguat ke titik tertingginya di hari ini yakni di level 5.491,135. Namun, kemudian IHSG turun tajam hingga menyentuh level terendah pada perdagangan hari ini di 5.354,620.

Akibat temuan virus corona, Bank Indonesia (BI) juga mengumumkan penurunan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing (valas) dan rupiah. BI menurunkan rasio valas dari 8% menjadi 4% dari dana pihak ketiga (DPK) bank.

Baca Juga: IHSG terus merosot sejak awal 2020, BEI: Belum ada perusahaan tunda IPO

Sementara untuk GWM rupiah, bank sentral sepakat untuk menurunkan GWM sebesar 50 basis point (bps) dari 5,5% menjadi 5%. Namun, penurunan ini ditujukan untuk bank yang melakukan kegiatan pembiayaan ekspor dan impor.

Namun, Dessy menilai penurunan GWM ini lebih berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah dibandingkan penguatan IHSG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari