Pengungsi banjir di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bertambah menjadi 613 jiwa



KONTAN.CO.ID - CILACAP. Jumlah pengungsi banjir yang melanda wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, bertambah menjadi 613 jiwa, sebagaimana yang dilaporkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap per hari ini, Kamis (29/10) pukul 15.30 WIB.

Adanya penambahan pengungsi tersebut dikarenakan banjir meluas dan merendam permukiman penduduk, setelah hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur wilayah tersebut pada hari Rabu (28/10) malam hingga Kamis (29/10) dini hari.

Adapun rincian data terkait pengungsian masing-masing adalah sebanyak 306 jiwa mengungsi di MI Muhammadiah Gentasari dan di tanggul Kali Tipar Desa Gentasari, 165 Jiwa mengungsi di Balai Desa Mujur Lor, 22 jiwa mengungsi di Madrasah Muhammadiyah Desa Mujur dan sebanyak 120 jiwa mengungsi di rumah kerabat di Desa Kedawung, Kecamatan Kroya.


Dari pendataan tersebut, dilaporkan dua warga yang terdampak banjir sedang melakukan isolasi mandiri karena terjangkit COVID-19. Sehingga kedua warga tersebut harus dievakuasi ke Rumah Sakit Medika Banyumas untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Menurut laporan, kedua warga tersebut adalah satu keluarga. Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Cilacap sudah melakukan tracing kepada 15 warga yang kontak erat.

Kondisi mutakhir saat ini, banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 30-80 sentimeter masih merendam enam desa di tiga kecamatan. Adapun rincian desa yang terdampak adalah Desa Mujur Lor, Desa Gentasari, Desa Kedawung, Desa Mujur di Kecamatan Kroya, Desa Gelompang Pasir di Kecamatan Sampang dan Desa Glempang di Kecamatan Maos.

Banjir yang terjadi sejak Senin (26/10) setidaknya telah merendam sebanyak 2.227 unit rumah dan berdampak pada 6.029 jiwa. Selain itu ratusan hektar sawah juga masih terendam banjir.

Baca Juga: Satgas Covid-19: Kesiapan cold chain untuk program vaksinasi corona capai 97%

Hingga saat ini, tim BPBD Kabupaten Cilacap terus memantau lokasi kejadian, membantu evakuasi warga terdampak dan melakukan assesment bersama Forkompimcam dan dinas terkait.

Selain itu, tim gabungan juga masih melakukan Operasi Tanggap Darurat dan kordinasi bersama relawan dan dinas terkait untuk penanganan darurat seperti memberikan bantuan logistik dan sembako serta mendirikan dapur umum darurat di empat titik lokasi.

Selanjutnya penetapan Status Tanggap Darurat bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung masih dalam proses pengajuan.

Sementara itu, menurut prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Tengah hingga Jumat (30/10).

Selain Jawa Tengah, wilayah lain yang memiliki prakiraan cuaca serupa meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara dan Papua.

Melihat dari hasil prakiraan cuaca tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar pemangku kebijakan dan masyarakat di daerah dapat melakukan upaya mitigasi bencana dan segera mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam kaitan pengurangan risiko bencana.

Selain itu, BNPB juga mengimbau kepada pemerintah daerah setempat dan masyarakat agar selalu menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19, baik di lingkungan rumah maupun di lokasi pengungsian.

Selanjutnya: Musim La Nina, Mentan Yasin Limpo: Ada ancaman gagal panen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .