Pengurangan produksi China sulit angkat batubara



JAKARTA. Harga batubara terus tertekan oleh kelebihan pasokan di tengah lemahnya permintaan. Pemerintah China berencana melarang pembukaan tambang guna mengurangi kelebihan pasokan batubara.

Mengutip Bloomberg, Rabu (14/4) harga batubara kontrak pengiriman Juli 2016 di ICE Future Exchange menguat 0,5% ke level US$ 48,35 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, batubara menguat 0,3%.

Wahyu Tri Wibowo, analis PT Central Capital Futures mengatakan, kenaikan harga batubara hanya terjadi secara teknikal, yakni ketika harga sudah mencapai level oversold. Sementara dari sisi fundamental, belum ada dukungan bagi penguatan harga batubara.


Perlambatan ekonomi China yang masih berlanjut hingga isu lingkungan menjadi sumber tekanan bagi harga batubara. "Faktor utama dari China dan isu lingkungan," kata dia.

China berupaya merespon kejatuhan harga batubara. Negeri tembok raksasa itu akan berhenti menyetujui lahan untuk proyek batubara sebagai salah satu usaha untuk mengurangi kelebihan pasokan.

Surat permintaan untuk pembukaan tambang batubara juga tidak akan disetujui untuk tiga tahun ke depan. Membatasi penggunaan lahan adalah upaya terbaru China untuk mengatasi masalah struktural dalam perekonomian serta menghilangkan kelebihan kapasitas dalam industri berat.

Berdasarkan Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batubara China di Beijing, total kapasitas batubara produksi China termasuk tambang yang saat ini di bawah konstruksi diperkirakan mencapai lebih dari 5 miliar ton. Produksi batubara diprediksi mencapai 3,7 miliar ton.

Meski demikian, Wahyu melihat upaya China tak akan berpengaruh signifikan pada harga batubara. Apalagi, jika The Fed kembali menaikkan suku bunga tahun ini sehingga membuat mata uang dollar AS melambung. Imbasnya, harga batubara akan semakin suram. Prediksi Wahyu, harga batubara tahun ini masih akan cenderung stagnan dan bergerak di sekitar level US$ 50 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto