Pengusaha Bali khawatirkan penutupan rute JAL



JAKARTA. Penutupan rute penerbangan Jepang-Bali oleh maskapai Japan Airlines International Co., Ltd. (JAL) yang mulai berlaku pada bulan Oktober 2010 membikin pelaku pariwisata di Bali berhitung.

Gede Wiratha, pemilik jejaring hotel, restoran dan kapal pesiar Bounty Group. Mantan ketua Kadin dan PHRI Bali ini menghitung, penurunan turis asal Negeri Doraemon itu akan mencapai 30%.Sementara itu, Ketua PHRI Bali Tjok Artha Ardana Sukawati mengatakan, kekhawatiran pengusaha akan penurunan wisatawan asal Jepang itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, selama ini masyarakat Jepang dikenal dengan kefanatikan terhadap segala sesuatu yang berasal dari negaranya; termasuk urusan pesawat terbang. Itu sebabnya, jumlah kunjungan wisatawan asal Negeri Sakura itu pun akan mengalami penurunan.

“Pasti akan berdampak, karena selama ini mereka terkenal fanatik untuk produknya. Apalagi soal carrier-nya,” katanya.


Selama ini jumlah wisatawan Jepang yang menyambangi Pulau Dewata itu menempati urutan ke dua terbesar setelah Australia. Tengok saja data Badan Pusat statistik pada bulan Juni 2010. Jumlah wisatawan Jepang yang masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional Ngurah Rai mencapai 20.252 wisatawan. Pada semester pertama tahun ini, jumlah wisatawan asal Negeri Sakura mencuil porsi 10,15% dari total wisatawan asing yang mengunjungi Bali. Mereka yang datang ke Indonesia melalui pelabuhan tercatat 9 wisatwan, sementara itu yang melalui bandara sebanyak 119.722 wisatawan. Jika dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu, angka tersebut anjlok sebanyak 22,29%. Semester pertama tahun lalu, turis yang datang ke Indonesia dari Jepang mencapai 154.071 wisatawan.

Sekadar informasi, JAL memang membikin kebijakan untuk menutup 50 rute penerbangan domestik dan internasional selama perseroan melakukan restrukturisi. Saban harinya, kapasitas angkut penerbangan JAL dari Jepang ke Bali sebanyak 400 tempat duduk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: