Pengusaha Balikpapan ekspor langsung ikan ke Saudi



BALIKPAPAN. Dua unit usaha penampungan dan pembudidayaan ikan di Balikpapan, yakni CV Tiga A dan UD Matahari, sedang menyelesaikan perizinan dan persyaratan sebagai eksportir ikan.

“Mereka memerlukan Sertifikat Hazard Analysis & Critical Control Point atau HACCP untuk ekspor ke Arab Saudi. Sertifikat diterbitkan BKIPM Pusat dalam 1 hingga 2 bulan ke depan,” kata Muhammad Burlian, Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Klas I Balikpapan, Minggu (7/5).

Burlian mengatakan, Arab Saudi mensyaratkan standar mutu tertentu bagi bahan pangan yang masuk ke negeri itu. HACCP menjadi dokumen mutu bahwa produk perikanan aman dan layak dikonsumsi, telah melalui proses dan pengolahan yang baik, serta legal secara hukum. BKIPM menginspeksi dan monitoring ketat pada para eksportir sebelum menerbitkan HACCP itu.


“Sebelumnya perusahaan juga sudah memenuhi perizinan sebagai eksportir, termasuk memiliki izin usaha hingga surat kelayakan pengolahan dari dinas perikanan kota. Sekarang HACCP untuk ke Jeddah,” kata Burlian.

Selama ini ekspor ikan segar asal Balikpapan ke Arab Saudi lebih banyak dilakukan lewat para pengusaha di Makassar, Sulawesi Selatan. Sebagian lagi melalui Jakarta dan Surabaya.

Pengiriman lewat Makassar dan kota-kota lainnya itu lantaran Kaltim minim eksportir yang mengantongi HACCP untuk ke Timur Tengah. Pilihan pengiriman dari kota-kota itu juga lantaran jadwal penerbangan ke Jeddah berlangsung rutin setiap hari.

Sementara, penerbangan Balikpapan - Jeddah belum lama dibuka. Penerbangan di jalur itu pun berlangsung 2 kali dalam satu minggu dengan maskapai Garuda Indonesia. Dalam tiap penerbangan, pesawat mampu memuat 3 ton barang kiriman.

Meskipun tidak setiap hari, kapasitas dan rutinitas jadwal pesawat ke Jeddah tetap menjadi peluang bagi para eksportir di Balikpapan.

“Jika kami bisa mengirim setiap hari, bisa saja maskapai meningkatkan jadwal penerbangan ke Jeddah,” kata Sumaryono dari CV Tiga A.

Kini, peluang pasar perikanan ke Arab Saudi terbuka bagi eksportir di Balikpapan. Sumaryono menilai, dengan memotong rantai pengiriman itu maka nelayan, pengepul, dan perusahaannya akan lebih diuntungkan.

“Keuntungan yang bertambah memang tidak seberapa. Tetapi setidaknya kegiatan ini semakin menggairahkan bisnis perikanan,” kata Sumaryono.

Pasar Arab Saudi, menurut Sumaryono, terbuka untuk semua jenis ikan. Dari Balikpapan akan banyak mengirim ikan segar jenis  kerapu kerapu, kakap, serta ikan ketamba.

“ Arab Saudi menerima juga dari negara-negara lain. Jadi berapapun jumlahnya pasti terserap,” kata Sumaryono. (Dani Julius Zebua)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia