KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai September 2018, pemerintah menerapkan kebijakan pencampuran bahan bakar solar biodiesel 20% minyak nabati atau B20. Kalangan pengusaha biodiesel berharap, awal tahun depan standar ini dinaikkan menjadi B30. Direktur PT Wilmar Nabati Indonesia MP. Tumanggor berharap pemerintah bisa segera menerapkan B30 untuk bahan bakar campuran solar mulai awal tahun 2019. “Kalau kita mau menghemat cadangan devisa, tentunya bagaimana mengurangi impor solar. Bagaimana menutupi impor solar melalui penggunaan fatty acid methyl esters (fame). Kalau sekarang B20, bagaimana kita tingkatkan ini menjadi B30,” kata Tumanggor, Rabu (14/11). Menurut Tumanggor, produksi biodiesel saat ini untuk menjalankan program B30 sudah bisa mencukupi dengan total produksi 12 juta kiloliter per bulan. Ia menilai, penerapan B30 bukan suatu hal yang terburu-buru, meski pelaksanaan B20 belum 100% berjalan lancar.
Pengusaha biodisel berharap program B30 diterapkan awal tahun depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai September 2018, pemerintah menerapkan kebijakan pencampuran bahan bakar solar biodiesel 20% minyak nabati atau B20. Kalangan pengusaha biodiesel berharap, awal tahun depan standar ini dinaikkan menjadi B30. Direktur PT Wilmar Nabati Indonesia MP. Tumanggor berharap pemerintah bisa segera menerapkan B30 untuk bahan bakar campuran solar mulai awal tahun 2019. “Kalau kita mau menghemat cadangan devisa, tentunya bagaimana mengurangi impor solar. Bagaimana menutupi impor solar melalui penggunaan fatty acid methyl esters (fame). Kalau sekarang B20, bagaimana kita tingkatkan ini menjadi B30,” kata Tumanggor, Rabu (14/11). Menurut Tumanggor, produksi biodiesel saat ini untuk menjalankan program B30 sudah bisa mencukupi dengan total produksi 12 juta kiloliter per bulan. Ia menilai, penerapan B30 bukan suatu hal yang terburu-buru, meski pelaksanaan B20 belum 100% berjalan lancar.