JAKARTA. Bagi eksportir, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat bisa membawa berkah. Tapi, eksportir kelapa minyak sawit atau crude palm oil (CPO) gelisah lantaran permintaan dunia makin seret. Harga CPO juga masih tertekan. Sejak awal tahun harga CPO global hanya bergerak dikisaran US$ 610 sampai US$ 707,5 metrik ton. Banjir di Malaysia yang berdampak pada berkurangnya pasokan justru membuat harga CPO kian terungkur menjadi US$ 610 metrik ton. Sedangkan akhir tahun lalu, harganya masih US$ 677,6 per metrik ton. Padahal ongkos produksi yang harus dikeluarkan pengusaha juga naik menjadi US$ 500 per metrik ton dari US$ 300 per metrik ton. Meskipun masih ada selisih dari harga jual saat ini. Namun margin yang didapat pengusaha menipis.
Pengusaha CPO resah permintaan dari India turun
JAKARTA. Bagi eksportir, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat bisa membawa berkah. Tapi, eksportir kelapa minyak sawit atau crude palm oil (CPO) gelisah lantaran permintaan dunia makin seret. Harga CPO juga masih tertekan. Sejak awal tahun harga CPO global hanya bergerak dikisaran US$ 610 sampai US$ 707,5 metrik ton. Banjir di Malaysia yang berdampak pada berkurangnya pasokan justru membuat harga CPO kian terungkur menjadi US$ 610 metrik ton. Sedangkan akhir tahun lalu, harganya masih US$ 677,6 per metrik ton. Padahal ongkos produksi yang harus dikeluarkan pengusaha juga naik menjadi US$ 500 per metrik ton dari US$ 300 per metrik ton. Meskipun masih ada selisih dari harga jual saat ini. Namun margin yang didapat pengusaha menipis.