JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Tendensi Bisnis (ITB) triwulan satu 2014 sebesar 101,95, lebih rendah ketimbang triwulan empat 2013 yang berhasil mencapai 104,72. BPS memperkirakan, indeks yang menggambarkan optimisme bisnis ini mengalami peningkatan di triwulan II. Kepala BPS Suryamin mengatakan, indeks tendensi bisnis pada triwulan II diperkirakan mencapai 105,98. Pendorong perekonomian Indonesia adalah hari raya Lebaran, musim liburan sekolah serta kegiatan pemilihan presiden (pilpres). "Jadi pengusaha optimis triwulan II lebih baik," ujar Suryamin di Jakarta, Senin (5/5). Estimasi triwulan II keseluruhan sektor memiliki indeks di atas 100 kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang hanya 99,80. Sebelumnya pada triwulan I indeks pertambangan dan penggalian pun sebesar 94,61.Lemahnya indeks pada sektor ini diakibatkan pelarangan ekspor mineral mentah atawa ore. Sebagai informasi, pada triwulan I 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,21%. Kinerja laju pengeluaran ekspor mengalami penurunan yang signifikan yaitu minus 0,78%. Salah satu penyebabnya adalah pelarangan ekspor ore yang mengakibatkan ekspor menurun. Sekadar informasi, nilai ITB di bawah 100 menunjukkan kondisi bisnis pada periode triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya. Sedangkan di atas 100, lebih baik atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya
Pengusaha diramal lebih optimis di triwulan II
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Tendensi Bisnis (ITB) triwulan satu 2014 sebesar 101,95, lebih rendah ketimbang triwulan empat 2013 yang berhasil mencapai 104,72. BPS memperkirakan, indeks yang menggambarkan optimisme bisnis ini mengalami peningkatan di triwulan II. Kepala BPS Suryamin mengatakan, indeks tendensi bisnis pada triwulan II diperkirakan mencapai 105,98. Pendorong perekonomian Indonesia adalah hari raya Lebaran, musim liburan sekolah serta kegiatan pemilihan presiden (pilpres). "Jadi pengusaha optimis triwulan II lebih baik," ujar Suryamin di Jakarta, Senin (5/5). Estimasi triwulan II keseluruhan sektor memiliki indeks di atas 100 kecuali sektor pertambangan dan penggalian yang hanya 99,80. Sebelumnya pada triwulan I indeks pertambangan dan penggalian pun sebesar 94,61.Lemahnya indeks pada sektor ini diakibatkan pelarangan ekspor mineral mentah atawa ore. Sebagai informasi, pada triwulan I 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,21%. Kinerja laju pengeluaran ekspor mengalami penurunan yang signifikan yaitu minus 0,78%. Salah satu penyebabnya adalah pelarangan ekspor ore yang mengakibatkan ekspor menurun. Sekadar informasi, nilai ITB di bawah 100 menunjukkan kondisi bisnis pada periode triwulan berjalan menurun dibanding triwulan sebelumnya. Sedangkan di atas 100, lebih baik atau meningkat dibanding triwulan sebelumnya
