Pengusaha DKI keluhkan lonjakan harga daging sapi



JAKARTA. Sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HPPI) DKI Jakarta mengeluhkan kian melonjaknya harga daging sapi. Saat ini, harga daging sapi mencapai Rp 80.000, dibanding harga normal sekitar Rp 60.000 - Rp 65.000 per kg.

Mereka berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk meredam kenaikan harga daging sapi, baik dengan menggenjot produksi sapi lokal ataupun kembali memperlebar keran impor.Ahmad Hadi, Ketua Bidang Peternakan DPD HIPPI DKI Jakarta menuding, kebijakan pemerintah mengurangi impor daging sapi di tahun ini menjadi 34.000 ton, atau jauh berkurang jauh dari realisasi impor 2011 yang sejumlah 86.000 ton, menyebabkan pasokan menipis sehingga harga jual naik.

"Kalau jumlah lokal cukup tidak akan ada masalah, tapi kalau harga daging naik seperti ini kan sama saja mengabaikan keberlangsungan pengusaha di Jakarta," ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/2).Hadi memperkirakan, sekarang ini jumlah pasokan daging sapi di Jakarta telah berkurang hingga 50% dari total kebutuhan sebesar 120 ton per hari. Tak ayal, harga komoditas tersebut melonjak sebesar 20% - 30% dari harga normal. Bahkan kelangkaan daging sapi tidak hanya terjadi di Ibukota, di berbagai daerah seperti Kalimantan Timur lonjakan harga daging sapi mencapai hingga Rp 120.000 per kg.Akibat lonjakan harga tersebut, HIPPI akan mendesak pemerintah agar segera mengambil langkah kongkrit. HIPPI bersama Pemprov DKI Jakarta akan mengunjungi Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, untuk meminta kejelasan terkait jumlah kebutuhan dan pasokan daging sapi khususnya di wilayah Ibukota.Selain itu, Hadi menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pengecekan lapangan ke berbagai daerah yang dinyatakan sebagai lumbung daging sapi. Menurutnya, hal itu perlu dilakukan untuk menjaga pemenuhan suplai daging sapi ke Jakarta dengan menggelar kesepakatan antara Pemprov DKI dan pemda setempat. Sejauh ini, sebanyak 60% sapi lokal dipasok dari Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.Hadi bilang, jika dari kroscek menunjukan hasil sebaliknya, pihaknya justru akan mendesak pemerintah supaya kembali memperlebar kuota impor daging sapi. "Kenaikan daging sapi telah mengancam para pelaku usaha anggota HIPPI, di mana kebanyakan adalah pedagang bakso dan restoran dengan bahan baku utama produksinya menggunakan daging sapi," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini