KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Widya Rahmanto mengatakan, Indonesia dan Filipina memiliki banyak ruang untuk meningkatkan kerjasama dan kemitraan. Khususnya dalam bidang ekonomi dan perdagangan. "Oleh karena itu sudah saatnya pelaku bisnis tanah air meraih kesempatan ini," ucap Widya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Rabu (14/4). Widya menyebut, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi pelaku bisnis Indonesia untuk meningkatkan perdagangan di tengah pandemi Covid-19. Terlebih, Indonesia dan Filipina adalah mitra strategis yang telah bertahun-tahun melakukan perdagangan bilateral. Indonesia adalah mitra dagang terbesar ke-8 bagi Filipina. “Untuk tingkat ASEAN, Indonesia adalah mitra dagang ke-3,” ucap dia.
Baca Juga: Dewata Freight sebut kenaikan tarif Pelindo II berpengaruh pada kontrak eksisting Widya menerangkan, banyak hal telah dilakukan untuk meningkatkan hubungan dagang Indonesia-Filipina. Antara lain dengan mengadakan pembahasan yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Hal yang penting untuk digarisbawahi adalah mengenai kebutuhan untuk meningkatkan konektivitas logistik. "Pentingnya kolaborasi antara pemerintah dengan swasta dalam upaya membuka akses pasar mancanegara dan meningkatkan ekspor," terang dia. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Philippine Business Club Indonesia, Mark Castro menegaskan, bahwa Indonesia adalah mitra yang sangat penting bagi Filipina. Oleh karena itu, pengusaha Filipina berinisiatif mendirikan Phillipine Business Club Indonesia (PBCI) yang berfungsi semacam kamar dagang untuk menjembatani pengusaha Filipina dan Indonesia. Castro menyambut baik fakta bahwa banyak produk Indonesia diterima dan diminati konsumen di Filipina. Prinsipnya, tambah Castro, pasar Filipina siap menyerap dan selalu butuh produk dari Indonesia. Baginya yang penting adalah kelangsungan pasokan produk dari Indonesia. “Kami sering menyelenggarakan dialog dengan perwakilan pemerintah dan swasta dari Indonesia. Kami menyampaikan bahwa tersedia potensi dan kesempatan besar [bagi produk Indonesia] untuk dipasarkan di Filipina,” kata Castro.
Baca Juga: Pengiriman ditarget naik 100%, ini strategi Lion Parcel di bulan Ramadan Terkait produk makanan Indonesia, Atase Perdagangan Indonesia di Manila, Lazuardi Nasution menambahkan, bahwa produk makanan dan minuman Indonesia yang akan diekspor ke Filipina tidak diwajibkan untuk mencantumkan label halal. “Namun, pencantuman label halal akan dengan sendirinya memperluas pasar karena di Filipina juga ada komunitas Muslim,” ujar Lazuardi. Seperti diketahui, total perdagangan Indonesia dan Filipina pada 2019 mencapai 7,6 miliar dolar AS dengan surplus bagi Indonesia sebesar 5,9 miliar dolar AS. Sejauh ini, komoditas ekspor utama Indonesia ke Filipina pada 2019 adalah kendaraan bermotor, batu bara, kopi instan dan minyak kelapa sawit. Sebaliknya, produk impor Indonesia dari Filipina pada 2019 adalah tembaga dimurnikan sebesar 86 juta dolar AS, polimer dari propilena 65 juta dolar AS, bagian dan aksesoris kendaraan bermotor 63 juta dolar AS, mesin cetak 65 juta dolar AS dan ketel uap air 45 juta dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi