KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi global masih menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian. Tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasok, diperparah oleh berlanjutnya perang di Ukraina, serta meluasnya kebijakan proteksionisme terutama pangan. Oleh karena itu, dengan adanya ketidakpastian, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Suryadi Sasmita meminta pemerintah untuk tidak menghapus sejumlah kebijakan insentif guna menjaga daya beli masyarakat, seperti pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM), bantuan sosial serta upah. Tidak hanya kebijakan subsidi kepada masyarakat, Suryadi juga meminta kepada pemerintah agar bisa memberikan insentif bagi dunia usaha, khususnya ke sektor properti.
Pengusaha Inginkan Pemberian Insentif Tetap Ada pada Tahun Depan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi global masih menghadapi berbagai tantangan dan ketidakpastian. Tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasok, diperparah oleh berlanjutnya perang di Ukraina, serta meluasnya kebijakan proteksionisme terutama pangan. Oleh karena itu, dengan adanya ketidakpastian, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Kebijakan Fiskal dan Publik Suryadi Sasmita meminta pemerintah untuk tidak menghapus sejumlah kebijakan insentif guna menjaga daya beli masyarakat, seperti pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM), bantuan sosial serta upah. Tidak hanya kebijakan subsidi kepada masyarakat, Suryadi juga meminta kepada pemerintah agar bisa memberikan insentif bagi dunia usaha, khususnya ke sektor properti.