JAKARTA. Salah satu penopang utama perekonomian nasional adalah konsumsi domestik yang berkontribusi lebih dari 50% dari Gross Domestic Product (GDP). Namun, setelah Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga hingga 7,5%, para pengusaha mulai merasakan penurunan produksi dan melemahnya daya beli masyarakat. Hal itu dikatakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi dalam acara Komite Ekonomi Nasional (KEN) di Hotel Sultan, Selasa (3/12). "Efek kenaikan suku bunga perbankan sudah kita rasakan saat ini. Sejumlah industri menurunkan produksi, bahkan dari laporan pengusaha ritel, mereka mulai merasakan penurunan penjualan," tutur Sofjan. Menurut Sofjan, kondisi perekonomian dengan bunga perbankan yang tinggi, ketidakpastian ekonomi global, inflasi yang terus menghatui, telah membuat pengusaha dalam kondisi yang serba sulit.
Pengusaha keluhkan dampak kenaikan BI rate
JAKARTA. Salah satu penopang utama perekonomian nasional adalah konsumsi domestik yang berkontribusi lebih dari 50% dari Gross Domestic Product (GDP). Namun, setelah Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga hingga 7,5%, para pengusaha mulai merasakan penurunan produksi dan melemahnya daya beli masyarakat. Hal itu dikatakan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi dalam acara Komite Ekonomi Nasional (KEN) di Hotel Sultan, Selasa (3/12). "Efek kenaikan suku bunga perbankan sudah kita rasakan saat ini. Sejumlah industri menurunkan produksi, bahkan dari laporan pengusaha ritel, mereka mulai merasakan penurunan penjualan," tutur Sofjan. Menurut Sofjan, kondisi perekonomian dengan bunga perbankan yang tinggi, ketidakpastian ekonomi global, inflasi yang terus menghatui, telah membuat pengusaha dalam kondisi yang serba sulit.