KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha logistik menilai waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) di pelabuhan saat ini belum mengalami perbaikan berarti. Waktu tunggu di pelabuhan saat ini belum mampu memenuhi target pemerintah di bawah dua hari. Penyebabnya terjadi penumpukan barang di pelabuhan lantaran kurangnya sinergi antar instansi yang mempunyai kewenangan di pelabuhan. "Kalau sekarang masih tidak stabil, kadang dua hari. Tapi ya maksimal masih tiga hari," ujar Nofrisel Ketua Komite Tetap Jasa layanan Logistik, Supply Chain dan SDM Kamar Dagang Indonesia (Kadin) kepada Kontan.co.id Rabu (5/9). Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan rasa penasarannya terhadap penyebab dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok yang masih di atas tiga hari. Padahal, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar dwelling time maksimal tiga hari saja demi menunjang produktivitas di pelabuhan.
Pengusaha: Koordinasi antar instansi kurang intensif, dwelling time belum stabil
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha logistik menilai waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) di pelabuhan saat ini belum mengalami perbaikan berarti. Waktu tunggu di pelabuhan saat ini belum mampu memenuhi target pemerintah di bawah dua hari. Penyebabnya terjadi penumpukan barang di pelabuhan lantaran kurangnya sinergi antar instansi yang mempunyai kewenangan di pelabuhan. "Kalau sekarang masih tidak stabil, kadang dua hari. Tapi ya maksimal masih tiga hari," ujar Nofrisel Ketua Komite Tetap Jasa layanan Logistik, Supply Chain dan SDM Kamar Dagang Indonesia (Kadin) kepada Kontan.co.id Rabu (5/9). Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan rasa penasarannya terhadap penyebab dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok yang masih di atas tiga hari. Padahal, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar dwelling time maksimal tiga hari saja demi menunjang produktivitas di pelabuhan.