JAKARTA. Penarikan Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia diyakini tidak akan berdampak pada permintaan kopi Indonesia oleh Australia. Para pengusaha kopi yakin, Australia tidak akan lantas memutus hubungan dagang dengan Indonesia. Apa lagi, Australia telah bergantung pada pasokan kopi dari tanah air. Setiap bulannya, rata-rata Indonesia mengekspor 500 ton sampai 2.000 ton kopi ke Australia. Indonesia tercatat menjadi satu dari delapan negara yang memenuhi kebutuhan kopi di Australia. Januari 2015 lalu, ekspor kopi ke Australia mencapai 456 ton dengan nilai US$ 1,76 juta. Sementara Februari lalu tonase ekspor kopi ke Australia mencapai 650 ton dengan nilai US$ 1,7 juta. Maret lalu, Indonesia bahkan diundang secara khusus ke negara Kanguru itu untuk mengenalkan sepuluh jenis kopi nasional, mulai dari kopi toraja, kopi luwak hingga kopi kintamani. Sumita, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung, mengatakan, kalaupun Australia memutuskan hubungan perdagangan kopi dengan Indonesia, ekspor kopi kita tidak akan terpukul. Sebab, persentase pengiriman kopi Indonesia ke Australia terbilang kecil. Sebaliknya, "Mereka akan lebih banyak rugi ketimbang Indonesia. Kopi Indonesia tidak ada tandingannya soal cita rasa, kalau Pemerintah Australia putuskan stop beli kopi dari Indonesia. Sementara penduduknya butuh, paling tidak mereka diam-diam akan beli dari pihak ketiga. Misalnya dari Singapura, yang pasti beli kopi asal Indonesia," tandas Sumita pada Kamis (30/4). Bagaimana jika Australia mengalihkan permintaan kopinya ke Vietnam? Sumita yakin specialty coffee yang menjadi andalan ekspor kopi Indonesia tidak akan bisa didapatkan dari Vietnam. Sebab, hanya Indonesia yang saat ini mampu memproduksi kopi jenis specialty cofee. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Pengusaha kopi tak rugi jika Australia stop impor
JAKARTA. Penarikan Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia diyakini tidak akan berdampak pada permintaan kopi Indonesia oleh Australia. Para pengusaha kopi yakin, Australia tidak akan lantas memutus hubungan dagang dengan Indonesia. Apa lagi, Australia telah bergantung pada pasokan kopi dari tanah air. Setiap bulannya, rata-rata Indonesia mengekspor 500 ton sampai 2.000 ton kopi ke Australia. Indonesia tercatat menjadi satu dari delapan negara yang memenuhi kebutuhan kopi di Australia. Januari 2015 lalu, ekspor kopi ke Australia mencapai 456 ton dengan nilai US$ 1,76 juta. Sementara Februari lalu tonase ekspor kopi ke Australia mencapai 650 ton dengan nilai US$ 1,7 juta. Maret lalu, Indonesia bahkan diundang secara khusus ke negara Kanguru itu untuk mengenalkan sepuluh jenis kopi nasional, mulai dari kopi toraja, kopi luwak hingga kopi kintamani. Sumita, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung, mengatakan, kalaupun Australia memutuskan hubungan perdagangan kopi dengan Indonesia, ekspor kopi kita tidak akan terpukul. Sebab, persentase pengiriman kopi Indonesia ke Australia terbilang kecil. Sebaliknya, "Mereka akan lebih banyak rugi ketimbang Indonesia. Kopi Indonesia tidak ada tandingannya soal cita rasa, kalau Pemerintah Australia putuskan stop beli kopi dari Indonesia. Sementara penduduknya butuh, paling tidak mereka diam-diam akan beli dari pihak ketiga. Misalnya dari Singapura, yang pasti beli kopi asal Indonesia," tandas Sumita pada Kamis (30/4). Bagaimana jika Australia mengalihkan permintaan kopinya ke Vietnam? Sumita yakin specialty coffee yang menjadi andalan ekspor kopi Indonesia tidak akan bisa didapatkan dari Vietnam. Sebab, hanya Indonesia yang saat ini mampu memproduksi kopi jenis specialty cofee. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News