Pengusaha kuliner didorong untuk cepat adaptasi new normal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk kuliner didorong untuk dapat cepat beradaptasi di masa normal baru. Tentunya semua kegiatan harus berpedoman pada protokol kesehatan.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta, Hasta Gunawan mengatakan para pelaku di sektor kuliner harus dapat melakukan terobosan dengan mengedepankan kreativitas dalam mengelola produk. Diantaranya bagaimana mengemas jenis-jenis makanan yang bisa lebih awet meski tanpa pengawet. 

Baca Juga: Wisata alam dibuka, pemerintah ingatkan pengunjung untuk patuhi protokol kesehatan


"Kita harus terus berpikir dan mengembangkan bagaimana kreativitas-kreativitas di bidang pengemasan ini menjadi lebih menarik konsumen," ungkap dia.

Sementara itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tengah menyusun upaya dan langkah-langkah pemulihan dalam menyambut kondisi normal baru di sektor pariwisata.

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Frans Teguh mengatakan, pandemi COVID-19 mengisyaratkan masyarakat untuk beradaptasi dengan kondisi ini new normal, khususnya sektor ekonomi kreatif yang menopang perekonomian nasional. "Pandemi COVID-19 bukan hanya memberikan dampak yang besar kepada sektor pariwisata tetapi juga sektor ekonomi kreatif," kata Frans Teguh dalam keterangan persnya, Sabtu (27/6).

Baca Juga: Destinasi Wisata di Era Kenormalan Baru

Frans menjelaskan, pihaknya akan terus berupaya memberikan pendampingan pada pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif dalam memasuki normal baru. Kemenparekraf/Baparekraf sedang menyiapkan handbook untuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sebagai turunan yang lebih detil dari protokol yang telah disusun Kementerian Kesehatan berdasarkan masukan dari Kemenparekraf untuk sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Tentunya protokol ini nantinya tidak terbatas pada sektor pariwisata saja, selain ditujukan untuk hotel, homestay, restoran/rumah makan, dan daya tarik wisata, protokol ini juga akan menyasar berbagai kegiatan kreatif yang sifatnya crowd-gather seperti gelanggang seni, kegiatan produksi film, TV, dan iklan serta usaha-usaha ekraf lainnya,” sebut Frans Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .