JAKARTA. Kebijakan relaksasi ekspor mineral tampaknya tidak berpengaruh banyak dalam meningkatkan volume ekspor sekaligus memperbesar masuknya dollar AS ke Indonesia. Pasalnya, persyaratan yang harus dilalui pemegang izin usaha pertambangan (IUP) cukup berbelit, mulai rekomendasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga persetujuan pemerintah daerah. Hingga sekarang ini, Kementerian ESDM baru menerima sekitar 30 proposal dari izin usaha pertambangan (IUP) soal program relaksasi mineral. Padahal, jumlah IUP operasi produksi yang telah memegang sertifikat clean and clear (CnC) atawa predikat tidak bermasalah mencapai sekitar 1.900 IUP. Dede Ida Suhendra, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM mengatakan, sejumlah 30 perusahaan yang mengajukan proposal relaksasi terdiri dari berbagai macam komoditas, seperti bauksit, nikel, bijih besi. "Mereka sudah mengajukan revisi rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB), kami juga telah memberikan kesempatan kepada mereka untuk menambah produksi," kata dia, Kamis (9/10).
Pengusaha malas tambah kuota ekspor mineral
JAKARTA. Kebijakan relaksasi ekspor mineral tampaknya tidak berpengaruh banyak dalam meningkatkan volume ekspor sekaligus memperbesar masuknya dollar AS ke Indonesia. Pasalnya, persyaratan yang harus dilalui pemegang izin usaha pertambangan (IUP) cukup berbelit, mulai rekomendasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga persetujuan pemerintah daerah. Hingga sekarang ini, Kementerian ESDM baru menerima sekitar 30 proposal dari izin usaha pertambangan (IUP) soal program relaksasi mineral. Padahal, jumlah IUP operasi produksi yang telah memegang sertifikat clean and clear (CnC) atawa predikat tidak bermasalah mencapai sekitar 1.900 IUP. Dede Ida Suhendra, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM mengatakan, sejumlah 30 perusahaan yang mengajukan proposal relaksasi terdiri dari berbagai macam komoditas, seperti bauksit, nikel, bijih besi. "Mereka sudah mengajukan revisi rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB), kami juga telah memberikan kesempatan kepada mereka untuk menambah produksi," kata dia, Kamis (9/10).