JAKARTA. Regulasi yang mengatur ekonomi Indonesia saat ini, dinilai para pelaku industri mebel dan furnitur masih belum berpihak kepada mereka. Dari target ekspor mebel sampai akhir 2017 yang mencapai US4 2,2 miliar, sampai paruh pertama tahun ini baru mencetak US$ 700 juta. Rendahnya nilai industri mebel ini, menurut Abdul Sobur, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi & Hubungan Antar Lembaga Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), salah satunya disebabkan oleh semakin berkurangnya investasi yang masuk ke bisnis ini. "Contohnya saja pada 2015 lalu saya sempat dikabari kalau ada anggota HIMKI yang memindahkan investasinya ke Vietnam dengan alasan investasi di sana lebih kondusif ketimbang di sini," urai Sobur kepada KONTAN (23/7). Vietnam sampai sekarang diperkirakan industri mebelnya bisa tumbuh 20%, di mana kebijakan ekonominya dinilai menggenjot produksi mebelnya.
Pengusaha mebel bisa lari ke luar negeri
JAKARTA. Regulasi yang mengatur ekonomi Indonesia saat ini, dinilai para pelaku industri mebel dan furnitur masih belum berpihak kepada mereka. Dari target ekspor mebel sampai akhir 2017 yang mencapai US4 2,2 miliar, sampai paruh pertama tahun ini baru mencetak US$ 700 juta. Rendahnya nilai industri mebel ini, menurut Abdul Sobur, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi & Hubungan Antar Lembaga Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), salah satunya disebabkan oleh semakin berkurangnya investasi yang masuk ke bisnis ini. "Contohnya saja pada 2015 lalu saya sempat dikabari kalau ada anggota HIMKI yang memindahkan investasinya ke Vietnam dengan alasan investasi di sana lebih kondusif ketimbang di sini," urai Sobur kepada KONTAN (23/7). Vietnam sampai sekarang diperkirakan industri mebelnya bisa tumbuh 20%, di mana kebijakan ekonominya dinilai menggenjot produksi mebelnya.