Pengusaha Mebel Keluhkan Tarif Sewa Trade Expo Indonesia 2009



JAKARTA. Para pengusaha mebel yang tergabung dalam Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) merasa dikucilkan pemerintah. Pasalnya, pemerintah mengenakan biaya sewa yang mahal pada Gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) 2009 yang berlangsung Oktober 2009. "Pemerintah seakan tidak tahu kondisi industri permebelan nasional yang masih terpuruk," ketus Ketua Asmindo, Ambar Tjahyono kala konfrensi pers terkait Ina Trade di Hotel Peninsula, Jakarta, Jumat (3/7).Para pengusaha kesal karena harus membayar mahal ketika penjualan mebel makin menurun. "Kenaikan harga sewa untuk pameran mencapai 15% pada tahun ini," keluh Ambar. Ambar menuturkan, pada ITE 2008, para pengusaha mebel membayar uang sewa Rp 1,75 juta per m2 untuk hall G. Harga itu hampir sama dengan pagelaran International Furniture Fair Singapore (IFFS) yang bakal digelar di Singapura tahun depan. "Masa harganya seperti pagelaran luar negeri. Sekarang malah mau naik 15%," ujarnya. Ambar mengatakan, ketika Asmindo menggelar pameran International Furniture & Craft Fair Indonesia beberapa waktu lalu, pihaknya hanya mengenakan tarif sewa Rp 1,2 juta untuk premium, Rp 1,12 juta untuk prime, dan Rp 960.000 untuk hall kerajinan hall C. "Kami ingin harga ditekan. Khusus pengusaha kecil yang tergabung dengan Asmindo, biaya sewa adalah Rp. 1 juta per m2," ujarnya. Rencananya, TEI akan diikuti 350 perusahaan anggota Asmindo.Jika tidak dipenuhi, Asmindo mengancam akan membawa semua anggota Asmindo yang tersebar di 24 provinsi ke kantor Departemen Perdagangan untuk melakukan demonstrasi. "Itu jika tuntutan kami tidak dipenuhi. Opsi kedua, kami akan keluar dari TEI. Makanya mohon kebijakan dari Depdag," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan