JAKARTA. Selain menolak penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk produk kayu tujuan ekspor bagi kalangan usaha kecil menengah (UKM), Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) juga tidak setuju dengan penerapan SVLK terhadap kayu impor. Ketua Umum AMKRI Soenoto mengatakan, bila SVLK terhadap produk kayu tetap diberlakukan, hal itu akan semakin menghambat kinerja produksi. "Lagi pula, impor produk kayu kecil," kata Soenoto, Rabu (19/11). Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), impor bubur kayu Indonesia pada tahun 2013 lalu mencapai sekitar 3,85 juta ton. Jumlah itu naik 5,5% dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 3,65 juta ton.
Pengusaha mebel minta SVLK impor tak diterapkan
JAKARTA. Selain menolak penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) untuk produk kayu tujuan ekspor bagi kalangan usaha kecil menengah (UKM), Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) juga tidak setuju dengan penerapan SVLK terhadap kayu impor. Ketua Umum AMKRI Soenoto mengatakan, bila SVLK terhadap produk kayu tetap diberlakukan, hal itu akan semakin menghambat kinerja produksi. "Lagi pula, impor produk kayu kecil," kata Soenoto, Rabu (19/11). Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), impor bubur kayu Indonesia pada tahun 2013 lalu mencapai sekitar 3,85 juta ton. Jumlah itu naik 5,5% dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 3,65 juta ton.