JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengklaim potensi kerugian akibat unjuk rasa, mogok kerja, dan sejumlah perusahaan yang terpaksa menutup operasional produksi sementara mencapai ratusan triliun. Hasanudin Rahman, Ketua Dewan Pengupahan Nasional dari Apindo menyebutkan, kerugian akibat aksi buruh ini diperkirakan senilai US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 190 triliun. Angka kerugian tersebut dihitung dari penurunan tingkat produksi di kawasan industri hingga mencapai 50% dari kapasitas produksi normal. "Kapasitas produksi tidak bisa penuh seperti sebelumnya dan kehadiran pekerja di perusahaan turun," katanya, Rabu (28/11). Dari total potensi kerugian akibat kondisi tersebut, Hasanudin menjelaskan, kontribusi terbesar berasal dari 10 perusahaan yang berencana merelokasi pabriknya ke luar negeri, menyusul tindakan buruh yang sudah menjurus anarkis. "Dampak kerugian dari relokasi 10 perusahaan itu saja ditaksir sebesar US$ 100 juta," papar Hasanudin.
Pengusaha mengklaim merugi ratusan triliun
JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengklaim potensi kerugian akibat unjuk rasa, mogok kerja, dan sejumlah perusahaan yang terpaksa menutup operasional produksi sementara mencapai ratusan triliun. Hasanudin Rahman, Ketua Dewan Pengupahan Nasional dari Apindo menyebutkan, kerugian akibat aksi buruh ini diperkirakan senilai US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 190 triliun. Angka kerugian tersebut dihitung dari penurunan tingkat produksi di kawasan industri hingga mencapai 50% dari kapasitas produksi normal. "Kapasitas produksi tidak bisa penuh seperti sebelumnya dan kehadiran pekerja di perusahaan turun," katanya, Rabu (28/11). Dari total potensi kerugian akibat kondisi tersebut, Hasanudin menjelaskan, kontribusi terbesar berasal dari 10 perusahaan yang berencana merelokasi pabriknya ke luar negeri, menyusul tindakan buruh yang sudah menjurus anarkis. "Dampak kerugian dari relokasi 10 perusahaan itu saja ditaksir sebesar US$ 100 juta," papar Hasanudin.