JAKARTA. Nampaknya Asosiasi Produsen Garam Konsumsi Beryodium (APROGAKOP) perlu bersabar untuk merealisasikan impor garam sebesar 500.000 ton tahun ini. Sebab, pemerintah saat ini, sedang memastikan ketersediaan stok garam dengan cara meminta bantuan survei Badan Pusat Statistik (BPS). "Kami akan mengikuti saja peratuan dari Pemerintah ini," kata Tanu Wikodhiono, Ketua APROGAKOP di Jakarta, Selasa (28/2). Namun begitu, Tanu menilai, stok garam di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah sudah sangat kritis bahkan habis. Saat ini, stok garam hanya tersedia di Madura sebesar 60.000 ton-70.000 ton. Sisanya, berada di tingkat pengumpul dan pedagang. Walaupun sudah mendapat izin impor garam, tetapi Tanu tidak mau gegabah mengimpor garam tersebut dengan alasan menunggu hasil survei stok garam dari BPS. "Anggota kami sampai saat ini belum impor," ungkapnya.
Pengusaha menunda importasi garam
JAKARTA. Nampaknya Asosiasi Produsen Garam Konsumsi Beryodium (APROGAKOP) perlu bersabar untuk merealisasikan impor garam sebesar 500.000 ton tahun ini. Sebab, pemerintah saat ini, sedang memastikan ketersediaan stok garam dengan cara meminta bantuan survei Badan Pusat Statistik (BPS). "Kami akan mengikuti saja peratuan dari Pemerintah ini," kata Tanu Wikodhiono, Ketua APROGAKOP di Jakarta, Selasa (28/2). Namun begitu, Tanu menilai, stok garam di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah sudah sangat kritis bahkan habis. Saat ini, stok garam hanya tersedia di Madura sebesar 60.000 ton-70.000 ton. Sisanya, berada di tingkat pengumpul dan pedagang. Walaupun sudah mendapat izin impor garam, tetapi Tanu tidak mau gegabah mengimpor garam tersebut dengan alasan menunggu hasil survei stok garam dari BPS. "Anggota kami sampai saat ini belum impor," ungkapnya.