Pengusaha Migas minta margin BBG lebih tinggi



JAKARTA. Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) menyatakan siap memasang dispenser bahan bakar gas (BBG) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Namun, pengusaha pompa bahan bakar ini meminta margin laba Rp 600 per liter.

Ketua Hiswana Migas, Eri Purnomohadi, mengakui,  permintaan margin laba dari penjualan BBG ini lebih tinggi ketimbang margin  penjualan bahan bakar minyak (BBM). Saat ini, pengusaha SPBU meraih margin penjualan premium sekitar Rp 200 per liter. "Tapi, volume penjualan BBM jauh lebih besar, sementara penjualan BBG masih sedikit," ungkap Eri, Jumat (12/7).

Setiap pengisian BBG akan mendapat jatah BBG sekitar 3 ton setara premium per hari. Jumlah itu lebih kecil ketimbang jatah premium untuk SPBU yaitu 17 ton per hari.


Eri menilai wajar bila pengusaha meminta margin keuntungan BBG yang lebih tinggi. Alasannya, pengusaha masih harus berinvestasi besar untuk memasang dispenser dan pipa BBG di SPBU.

Eri menambahkan, permintaan pengusaha SPBU ini juga berdasar. Sebab, Stasiun Pengisian BBG (SPBG) di Pinang Ranti, Jakarta, juga mengutip margin Rp 600 per liter ini. "Itu sudah pas," katanya.

Saat ini BBG dibanderol seharga Rp 3.100 per liter setara premium. "Konversi BBM ke BBG bisa optimal karena harga BBG jauh di bawah harga premium," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi