Pengusaha minta konsumsi biodiesel digenjot



JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meminta pemerintah serius meningkatkan konsumsi biodiesel domestik. Konsumsi biodiesel dianggap sangat penting untuk membantu penyerapan industri hilir CPO ketika ekspor lesu.

Joko Supriyono, Sekjen GAPKI mengatakan,  penerapan bea keluar minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang tinggi membuat pengusaha perkebunan sawit melakukan ekspansi besar-besaran ke sektor hilir. Untuk menghindari kejenuhan pasar, pemerintah perlu meningkatkan konsumsi produk hilir CPO seperti halnya biodiesel.

Saat ini  rata-rata konsumsi CPO di dalam negeri sebanyak 7 juta ton per tahun. Diharapkan konsumsi akan meningkat jika penggunaan biodiesel menjadi program mandatory. “Biodiesel peluang terbaik peningkatan konsumsi CPO dalam negeri,” ujar Joko.


Menurut Joko, pemerintah selama ini lebih menekankan pengembangan industri hilir CPO kepada pabrik minyak goreng dan margarin. Padahal pasar minyak goreng dan margarin sudah maksimal. Oleh karena itu perlu dicari produk hilir lain yang lebih potensial.

Biodiesel dianggap potensial karena bisa terserap pasar dalam negeri maupun ekspor  seperti kawasan Amerika Serikat dan Brazil. “Produksi kelapa sawit dan turunannya pada tahun ini naik menjadi 28 juta ton di Indonesia. Jika pasar global masih lesu, pemerintah harus menyiapkan pasar domestik untuk menyerapnya,” ujar Joko.

Salah satu perusahaan yang berharap dari pasar biodiesel adalah PT Eterindo Wahanatama Tbk. Tahun lalu penjualan biodiesel perusahaan ini meningkat 61,6% dari 38.788 metrik ton pada 2011 menjadi  62.693 metrik ton.

Immanuel Sutarto, Presiden Direktur Eterindo Wahanatama mengatakan, kenaikan permintaan biodiesel di pasar domestik didorong oleh penyerapan Pertamina. "Pada 2009 penjualan biodiesel tidak sampai 2.000 MT," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa