JAKARTA. Kalangan pengusaha mengusulkan PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dijadikan satu dalam sebuah perusahaan perusahaan induk (holding) BUMN energi supaya memperkecil adanya kepentingan masing-masing perseroan migas yang selama ini menghambat ekspansi industri manufaktur. Wakil Ketua Komite Tetap Industri Hulu dan Petrokimia Kadin, Achmad Widjaja mengatakan, PLN tidak bisa dikaitkan dengan kegiatan industri manufaktur lantara ada Pertamina yang mengurus bisnis minyak dan gas. "Berbicara energi untuk kelangsungan kegiatan industri manufaktur hanya PLN saja tidak bisa. Karena ada Pertamina yang urus gas. PLN hanya bagian dari bisnis ini karena tarif listrik bergantung dengan harga minyak, gas, dan batubara. Mengapa energi tidak di-holdingkan? Pertamina punya hulu hilir. Seharusnya Pertamina bisa menguasai PLN, bukan didikte PLN," tegasnya.
Pengusaha minta pembentukan holding BUMN energi
JAKARTA. Kalangan pengusaha mengusulkan PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dijadikan satu dalam sebuah perusahaan perusahaan induk (holding) BUMN energi supaya memperkecil adanya kepentingan masing-masing perseroan migas yang selama ini menghambat ekspansi industri manufaktur. Wakil Ketua Komite Tetap Industri Hulu dan Petrokimia Kadin, Achmad Widjaja mengatakan, PLN tidak bisa dikaitkan dengan kegiatan industri manufaktur lantara ada Pertamina yang mengurus bisnis minyak dan gas. "Berbicara energi untuk kelangsungan kegiatan industri manufaktur hanya PLN saja tidak bisa. Karena ada Pertamina yang urus gas. PLN hanya bagian dari bisnis ini karena tarif listrik bergantung dengan harga minyak, gas, dan batubara. Mengapa energi tidak di-holdingkan? Pertamina punya hulu hilir. Seharusnya Pertamina bisa menguasai PLN, bukan didikte PLN," tegasnya.