JAKARTA. Para pengusaha meminta pemerintah dan Bank Indonesia jujur tentang kondisi rupiah saat ini terhadap dollar Amerika Serikat. Pasalnya, porsi impor di dalam negeri masih besar dan pelemahan rupiah mempengaruhi kondisi bisnis. Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Natsir Mansyur, dunia usaha saat ini sudah menghitung biaya produksi dengan kurs Rp 13.500 per dollar AS. Dia menilai, fundamental ekonomi Indonesia rapuh lantaran pertumbuhan ekonomi mayoritas ditopang Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) serta perdagangan ekuitas. "Idealnya pertumbuhan itu ditopang dari program industrialisasi yang baik dan pajak," ujar Natsir Mansur kepada KONTAN,Kamis (12/3).
Pengusaha minta pemerintah jujur soal rupiah
JAKARTA. Para pengusaha meminta pemerintah dan Bank Indonesia jujur tentang kondisi rupiah saat ini terhadap dollar Amerika Serikat. Pasalnya, porsi impor di dalam negeri masih besar dan pelemahan rupiah mempengaruhi kondisi bisnis. Menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Natsir Mansyur, dunia usaha saat ini sudah menghitung biaya produksi dengan kurs Rp 13.500 per dollar AS. Dia menilai, fundamental ekonomi Indonesia rapuh lantaran pertumbuhan ekonomi mayoritas ditopang Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) serta perdagangan ekuitas. "Idealnya pertumbuhan itu ditopang dari program industrialisasi yang baik dan pajak," ujar Natsir Mansur kepada KONTAN,Kamis (12/3).